Pemanfaatan Sarana Media Sosial untuk Pembelajaran (e-Learning)

Share

Oleh Rina Armaini

SISTEM pembelajaran elektronik  atau e-pembelajaran (InggrisElectronic learning disingkat E-learning) dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.

Banyak pakar pendidikan memberikan definisi mengenai pembelajaran  e-learning, seperti yang dipaparkan oleh Siahaan (2004) dalam ”Penerapan e-learning Dalam Pembelajaran” pada outlokk e-learning UI, bahwa e-learning merupakan suatu pengalaman belajar yang disampaikan melalui teknologi elektronika, misalnya internet, video/audio broadcasting, video/audio conferencingCD-ROOM (secara langsung dan tidak langsung).

E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh “contents writer, designer e-learning, dan pemrogram komputer.

Instruksi Berbasis Komputer

E-learning diperkenalkan oleh Universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO.

Perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
(1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.

(2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.

(3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.

(4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.

Media Sosial dalam E-Learning

Facebook

Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial yang diluncurkan pada bulan Februari 2004,  dimiliki dan dioperasikan olehFacebook, Inc. Pada September 2012, Facebook memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif,  lebih dari separuhnya menggunakan telepon genggam

Dengan pengguna yang cukup banyak digunakan, facebook juga dapat digunakan sebagai perantara/media pembelajaran dalam dunia pendidikan.

Edmodo

Edmodo merupakan jejaring sosial yang bebas dan aman digunakan oleh guru, pelajar dan juga sekolah untuk pembelajaran yang berasaskan Learning Management System (LMS). Edmodo  dapat memberi kemudahan bagi guru dan siswa untuk berkomunikasi, bekerjasama, mengerjakan pekerjaan rumah,  berdiskusi  dalam kelas maya, ulangan secara tertulis, dan lain – lain.

Saat ini Edmodo telah menghubungkan lebih dari 125.000.000 guru dan pelajar dalam dunia sejagat.

Selain itu, orang tua siswa juga bisa berinteraksi di laman ini dengan cara login langsung melalui laman orang tua yakni  “parent code”.  Orang tua dapat secara langsung memantau kegiatan pembelajaran putra- putrinya. 

Meminimalisasi Pengaruh Negatif

Dalam implementasinya untuk menyukseskan model pembelajaran ini diperlukan partisipasi pihak-pihak terkait untuk meminalisasi pengaruh negatif  penggunaan internet dan meningkatkan manfaat internet sebagai media pembelajaran yang menarik.  Untuk itu, diperlukan beberapa langkah:

1). Sosialisasi dari sekolah kepada peserta didik supaya memahami betul apa itu pengaruh/dampak, manfaat, dan potensi penggunaan media sosial sebagai media pembelajaran yang kreatif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
2). Diperlukan adanya semacam penasehat (counsellor) untuk media share pada peserta didik selama mengakses menggunakan media sosial  sebagai media pembelajaran. Itu bisa berasal dariguru, orang tua, teman atau orang lain yang dipercaya.**

Penulis adalah salah seorang guru di SMK negeri Kota Bandung, Anggota Jendela Seni Kota Bandung, Pengurus MGMP Bahasa Indonesia SMK Kota Bandung.