Pendidikan Karakter: Optimalkan Peran Keluarga

Share

KEBERLANGSUNGAN pendidikan karakter tak adil jika semuanya harus  ditimpakkan ke sekolah. Bagaimana sikap orang tua dalam menanggapi persoalan ini?

Salah satu orang tua siswa di Madrasyah Ibtidaiyah Swasta Miftahulfallah Gedebage, Bandung, Novitasari (30), menilai pendidikan karakter di Indonesia tidak efektif. Sebab, kata dia, pendidikan yang seharusnya dilakukan sejak dini, justru dilakukan saat siswa menginjak remaja.

”Pendidikan moral yang disampaikan kepada siswa SMP dan SMA kurang efektif  karena karakternya sudah terbentuk. Yang paling efektif yaitu penanaman karakter sejak dini dan faktor lingkungan keluarga,”  ungkap orang tua Bilqist Azzahra Aurelia itu, kepada didikpos.com, baru-baru ini.

Orang tua siswa lainnya, Yani Sutarsih (43), orang tua dari Haifa Nur Afifah, siswa SD Islam Al Amanah, Cinunuk, Cileunyi, Kab. Bandung, mengatakan, dia menyadari pentingnya pendidikan karakter untuk anak.

“Selain serius menanamkan pendidikan karakter di tengah keluarga, saya selalu menjalin komunikasi intensif dengan guru. Melalui cara itu, saya bisa mengetahui perkembangan kepribadian anak saya dari hari ke hari,” ujar Yani.

Iim Siti Karimah (51), orang tua dari Ghandur Muhammad Daffa, siswa SMAN 10, Jln. Cikutra Bandung, menuturkan, untuk meminimalisasi pengaruh buruk terhadap perkembangan kepribadian anaknya, selain berkomunikasi intensif dengan sekolah, dia mengarahkan anaknya agar aktif dalam beragam kegiatan positip. (dede suherlan/haifa n. fauziyyah/dadan burhan/asep g.p.)**