Program Ausbildung: Peluang Generasi Milenial untuk Pendidikan Vokasi dan Bekerja di Jerman

Share

CIREBON, DIDIKPOS.COM,-  Prioritas program pemerintahan sekarang ini adalah menitiberatkan pada upaya  peningkatan  sumber daya manusia (SDM) agar Indonesia mampu bersaing secara global. Mutu SDM akan menjadi penentu kemajuan di masa mendatang. Pada saat yang sama, dalam dekade ini, Indonesia  menghadapi bonus demografi yang ditandai meningkatnya usia produktif.  

Sementara itu, SDM yang siap untuk masuk dunia kerja adalah lulusan SMK karena institusinya memang menyiapkan mereka agar mengisi posisi kerja dalam industri yang sesuai dengan jurusan atau bidang ilmu yang digelutinya. Hanya saja, situasi dunia industri Indonesia belum mampu sepenuhnya menyerap lulusan SMK. 

Pemerintah pun berupaya dengan mengenalkan program vokasi, perbanyakan balai latihan kerja, dan langkah-langkah lainnya, namun terbatasnya anggaran negara dan banyak sektor yang juga menuntut perhatian dan penanganan, berakibat stimulasi penciptaan lapangan kerja baru tidak mudah diwujudkan dan belum dapat dirasakan dalam waktu dekat ini.

Demikian dinyatakan Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Provinsi Jawa Barat, H. Islam Widya Hikmat, di hadapan tidak kurang 100 kepala SMK Negeri dan Swasta se- Kota dan Kabupaten Cirebon pada 2 Maret 2020 dalam acara yang bertajuk “Sosialisasi Program Beasiswa dan Magang di Jerman” yang bertempat di Hotel Grand Tryas Cirebon.

Lebih lanjut Hikmat menuturkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2018  menunjukkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) untuk lulusan SMTA lebih banyak didominasi lulusan SMK dibanding SMA umum. Untuk itu, jelasnya,  salah satu peluang yang tersedia bagi para calon alumni SMK  adalah program Ausbildung di Jerman.

Program ini menawarkan pemagangan yang dibarengi pendidikan dan pelatihan  kepada mereka yang tidak memiliki kemampuan finansial untuk langsung kuliah di negara tersebut. Ausbildung terbuka bagi masyarakat dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia. Tentu hal tersebut positif dan harus didukung.

 “Program ini  dapat menjadi pilihan alumni SMK dan juga SMA agar dapat mengenyam jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Maka  informasi program seperti ini selayaknya diketahui banyak pihak terutama sekolah-sekolah,“ ujarnya.

Pelurusan Informasi Program ke Jerman

Dalam acara tersebut hadir Deutsch Academia, Jakarta, yaitu  lembaga yang bergerak dalam layanan persiapan program Ausbildung ke Jerman. Direktur Deutsch Academia , Tugas Suprianto,  dalam pemaparannya menuturkan, “Saat ini, program Ausbildung di Jerman menjadi program yang  diminati oleh generasi milenial Indonesia. Mengapa? Karena program dapat diakses oleh semua kalangan. Jika sebelumnya menempuh pendidikan di Jerman terbayang sulitnya,  maka adanya  program ini  memungkinkan siapa pun  untuk memperoleh pendidikan lanjutan di Jerman.“

Hanya saja, Suprianto menjelaskan, praktik di lapangan informasi soal  Ausbildung seringkali hanya sepenggal-penggal dan tidak utuh. Memang banyak informasi yang tersedia, terutama melalui berbagai situs (website), blog-blog pribadi, dan sumber-sumber lainnya. Hanya saja, gambaran dari persiapan, pendaftaran, hambatan, dan berbagai hal yang menyangkut Ausbildung tidak didapatkan masyarakat secara kompeherensif, bahkan banyak yang cenderung menyesatkan.

“Oleh karenanya, jangan sampai Ausbildung memiliki citra yang tidak baik karena banyak terjadi kegagalan dalam proses maupun pada saat sudah menjalani Ausbildung karena disinformasi yang diperoleh calon peserta sehingga persiapan dan proses yang dilakukan tidak sesuai dengan standar atau dipaksakan,“ terangnya.  

Soalnya, tambah Suprianto, banyaknya minat untuk ke Jerman dimanfaatkan segelintir kalangan yang melihatnya sebagai peluang bisnis yang menjanjikan secara ekonomi dalam memberi jasa persiapan ke Jerman. Untuk menarik minat, mereka menyajikan kemudahan dan cara yang instans untuk mengikuti program Jerman.

Faktanya, tidak semudah itu, misalnya saja keharusan untuk memiliki kemampuan berbahasa minimal dengan level B-1 (setara TOEFL 500) yang dikeluarkan dengan bukti sertifikat dari Goethe Institut.

 “Iming-iming yang ditawarkan beragam. Sebut saja misalnya bisa jalan-jalan ke Eropa, kuliah sambil bekerja dengan gaji lumayan tinggi, dan sebagainya,“ tuturnya.

Suprianto meyakini bahwa informasi yang benar dan berkualitas akan memberi manfaat bagi penerimanya karena dapat menjadi landasan  kuat untuk mengambil keputusan. Disinformasi akan berakibat sebaliknya, yakni merugikan karena salah mengambil keputusan. Kami meyakini bahwa  program Ausbildung  itu bagus dan memiliki manfaat.  Kehadiran Deutsch Academia ke Cirebon adalah untuk memberi informasi sekaligus meluruskan yang tidak benar atas disinformasi yang  beredar selama ini.

“Oleh karena itu, pihak sekolah,  kami memberi  gambaran mengenai Ausbildung secara detail, mulai dari jurusan apa saja yang dapat diambil, peluang, persiapan dan persyaratan yang mesti dilakukan calon, hambatan yang mungkin timbul, dan langkah-langkah lainnya . Maka kami mewanti-wanti jika ada yang memberi informasi Ausbildung lebih menawarkan mimpi dan kemudahan, kita harus kritis dan tidak mudah menelannya begitu saja,“ tandas Suprianto.(des)***