Nih Proses Kreatif Mahasiswa UIN Bandung Peraih Juara Festival Pancasila DPRD Jabar

Share

DIDIKPOS.COM – Yangyang A. Hidayah, mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) Fakultas Ushuluddin (FU) UIN SGD Bandung, peraih juara 2 kategori lomba meme, Festival Pancasila yang diselenggarakan DPRD Jabar, 26 Mei – 29 Juni 2020, berbicara panjang lebar seputar proses kreatif pembuatan meme yang diikutsertakan dalam lomba itu.

“Pertama nyari tau dulu, kaya searching. Meme itu apa, meme itu yang kaya gimana, terus bedanya meme sama komik apa. Soalnya saya baru pertama kali bikin meme. Biasanya suka desain biasa aja,” terangnya, Minggu (5/7/2020).

“Inspirasi membuat meme yang dikirim dalam lomba di DPRD Jabar muncul ketika baca bank soal karya almarhum Abah saya. Kemudian awalnya itu bikin meme agak ragu juga ketika harus diaplikasikan ke Pancasila. Karena kebanyakan meme kan sindiran, jadi saya nyoba ngemasnya makna memenya ada, edukasinya dapet, dan tema yang disajikan oleh panitia pun masuk,” tambah Yangyang.

Menurut Yangyang, dia tak menyangka akan menjadi juara. Pasalnya, baru pertama kali bikin meme dan keikutsertaanya dalam lomba hanya ingin menambah pengalaman.

“Saya ikutan lomba 2 cabang, vidio dan meme. Saya lebih percaya dirinya di bagian vidio bukan memenya. Saat saya mendapat info juara 2 meme, gak percaya aja karena saya gak diundang ke gedung DPRD kaya peserta yang lain. Pas ke sana ternyata bener saya menang,” ujarnya.

Peraih juara lainnya, Fathiyatulhaq Shafna Salsabila, mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN SGD yang menyabet juara 3 kategori lomba speech contest menuturkan, dia mengetahui perlombaan ini pada 25 Mei lalu.

“Saya beberapa hari mencari, membaca dari berbagai sumber seputar nilai-nilai Pancasila dan Covid-19. Kemudian membuat naskah, revisi beberapa kali, bertanya kepada kedua orang tua, menganalisis kembali dari sumber-sumber hingga naskah yang dibuat dirasa pas,” ujar Fate, panggilan akrab Fathiyatulhaq.

Setelah 5 hari menyiapkan naskah, Fate melakukan pengambilan gambar, karena lomba pidatonya sendiri dilakukan secara virtual.

“Tanggal 30 Mei take video speech, kemudian sambil belajar mengedit video sendiri. Dan 2 Juni upload video ke youtube”, ungkapnya.

Perlombaan sendiri dilakukan melalui media Youtube. Seperti lomba-lomba virtual, salah satu syaratnya adalah harus memperoleh penonton dengan jumlah besar. Fate pun melakukan ikhtiar agar videonya disukai dan ditonton oleh banyak netizen.

“Selama 3 minggu lebih Fate ikhtiar dengan share link Youtube. Karena ada 3 penilaian yaitu konten, penampilan, dan view/like youtube, Fate berusaha memaksimalkan semua elemen yang menjadi penilaian. Tak lupa, Fate memohon doa dan dukungan kepada orang tua, keluarga, guru, dosen, sahabat, dan teman-teman,” tuturnya.

Ikhtiar yang dilakukan oleh Fate tidak sia-sia, dia masuk 3 besar speech contest Festival Pancasila.

“Alhamdulillah atas izin Allah bisa meraih Juara 3 Speech Contest Festival Pancasila yang diselenggarakan oleh Parlemen Mengabdi DPRD Provinsi Jawa Barat. Dan yang terpenting Fate tetap bisa berkarya dan berkreasi di tengah pandemi ini,” katanya.

Fate berharap, dengan berkarya melalui lomba ini dapat mengedukasi masyarakat Indonesia agar bisa mengimplementasikan Nilai-nilai Pancasila demi menyelesaikan Pandemi Covid-19. (des)***