Zaman Berubah

Share

Oleh Suheryana Bae

INILAH zaman, ketika para petinggi memanggil mitra kerjanya bro atau bang. Sesuatu yang tidak terbayangkan untuk pegawai di era 90-an.

Dahulu, jangankan Camat, sopir camat saja sangat terhormat. Bisa bertemu camat adalah keberuntungan. Semasa kecil saya tidak tahu, kapan camat keluar rumah atau kapan camat ke pasar. Selain pada kunjungan resmi ke desa atau pesantren. Bupati. Ah di awang-awang. Gubernur. Pengen liat dari pinggir lapang saja, harus berlari-lari dulu tiga kilo meter jauhnya.

Sekarang zamannya egaliter. Zamannya reformasi. Kapanpun bisa ketemu pejabat. Bahkan bisa ngopi bareng. “Jengkol” lambang kehormatan camat, hanya beberapa jam saja per hari menempel. Terkadang malah gak dipake seharian. Entahlah besok masih perlu seragam dan sepatu hitam resmi. Atau cukup kaos, Jeans, dan sepatu sport.

Zaman telah berubah. Mudah-mudahan kehidupan berubah semakin baik.***

Suheryana Bae lahir di Rancah, Kabupaten Ciamis, 14 Agustus 1964. Terlahir di Desa tetapi cita-citanya aneh. Ingin menjadi penulis, penyair, atau novelis. Saat SMA puisi-puisiya dimuat Pikiran Rakyat Edisi Ciamis dan sewaktu ngampus beberapa essay dimuat Pikiran Rakyat. Selanjutnya kehidupan membawa ke dunia lain. Sepuluh tahun PNS di Timor Timur kemudian kembali ke tanah Parahyangan dan mengabdi di Pangandaran. Pernah menjadi camat, Kepala Dinas Pariwisata, Sekretaris Dewan, dan sekarang Asisten Administrasi Umum.