Ada Workshop Peningkatan Kompetensi Tenaga Kependidikan di FST UIN Bandung

Share

DIDIKPOS.COM – Sebanyak 59 peserta mengikuti Workshop Peningkatan Kompetensi Tenaga Kependidikan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, di Aula FST, pada 24-28 Agustus 2020.

Workshop menghadirkan pembicara Rahmayanti, S.I.P., M.Si., dosen Akademi Sekretaris dan Manajemen Ariyanti (hari pertama); Dr. H. Jaenudin, M.Ag. dan Drs. H. Akhmad Luthfi, M.M. ( hari kedua); Dra. Hj. Dina Mulyati, M.Pd dan Dra. Euis Heni Herlina, M. Pd. (hari ketiga); Drs. H. Fathujaman, M.Ag., Dra. Hj. Dedeh Kurnia, M.Ag., dan H. Wawan Gunawan, S.Ag., MM (hari keempat); serta Dr. H. Aep Syaefudin Firdaus, M.Pd dan Deni Supiadi, S.Ag., MM (hari kelima).

Dekan FST Dr. Hasniah Aliah, M.Si., mengatakan, sebagai pemimpin fakultas ia sangat menyadari SDM merupakan sumber daya terpenting yang membentuk kualitas lembaga ini. Tanpa dukungan dari SDM dosen dan tenaga kependidikan serta supporting tim lainnya, visi misi fakultas dan universitas untuk unggul, kompetitif akan sangat sulit terwujud.

“Pada akhir bulan Juli yang lalu telah diselenggarakan workshop peningkatan kompetensi pedagogik untuk dosen. Saat ini dalam seminggu ke depan teman-teman tenaga kependidikan pendidikan termasuk supporting tim lainnya akan mendapatkan materi-materi workshop terkait peningkatan kompetensi sebagai tenaga kependidikan. Diharapkan dengan kegiatan ini bisa merefresh kembali tupoksi masing-masing melalui materi yang akan disampaikan oleh para Karo dan Kabag di lingkungan universitas,” kata Hasniah.

Menurutnya, komitmen bersama dalam memberikan pelayanan prima di lingkungan FST sangat dibutuhkan untuk peningkatan SDM. Para pengelola di fakultas bersama dengan tenaga kependidikan dan supporting sistem lainnya mempunyai peranan sebagai pelayan publik di lingkungan kampus UIN SGD.
“Untuk itulah materi pelayanan prima menjadi materi pertama dan utama dalam workshop ini. Terima kasih kepada Ibu Rahmayanti yang telah meluangkan waktu dan nantinya akan membimbing kami semua bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada mahasiswa dan dosen di lingkungan FST. Semoga dengan ilmu pelayanan prima dapat menjadi bekal bagi kita dalam menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya,” jelasnya.

Sementara Rahmayanti, dosen Akademi Sekretaris dan Manajemen Ariyanti, yang menjadi pembicara hari pertama, Senin (24/8/2020), mengatakan, service atau pelayanan adalah kegiatan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, yang bersifat tidak berwujud, tidak dapat dimiliki tetapi dapat dirasakan dan terukur kualitasnya.

“Excellence atau prima adalah unggul, mutu yang baik, baik sekali. Untuk itu, excellence service adalah harga mati. Pelayanan prima menjadi keyakinan dalam organisasi,” jelasnya.

Dikatakannya, setiap pelayan wajib memiliki kemampuan soft skills dan hard skill. Soft skill dalam pelayanan harus memuat; Pertama, Memiliki kecerdasan emosi; Kedua, Bersikaplah baik kepada masyarakat dengan melakukan senyum, salam, ramah, sebut namanya; Ketiga, Memiliki empati, kesabaran, tidak reaktif; Keempat, Berpenampilan rapih dan bersih.

“Untuk soft skills dalam pelayanan ini dibutuhkan kecerdasan emosional dalam pelayanan. Membudayakan pelayanan prima harus menjadi bagian dari komitmen civitas akademika untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi. Caranya harus dibawa happy, selalu mengupgrade kompetensi diri,” terang Rahmayanti. (des)***