Pantau Pembelajaran Tatap Muka, Bupati Pangandaran: Sesuai Protokol Kesehatan

Share

DIDIKPOS.COM – Pemerintah Kabupaten Pangandaran membuka kembali pembelajaran tatap muka untuk siswa tingkat SD, SMP, SMA di seluruh sekolah mulai Senin (21/9/2020). Sebelumnya, beberapa bulan terakhir, siswa TK, SD, sampai SMA belajar secara online.

Untuk memantau penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di masa pandemi Corona ini, Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata didampingi Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga, Drs H Surman mendatangi SMPN 1 Sidamulih, Senin (21/9/2020).

Di SMP ini Bupati beserta jajaran melihat dan memantau langsung jalannya kegiatan belajar mengajar (KBM) di salah satu kelas.

Pantauan di SMP 1 Sidamulih, pada hari pertama pembelajaran tatap muka di masa pandemi Corona, ada 14 kelas dari semula 7 rombongan belajar (rombel) dan per kelas ada 16 siswa. Pembelajaran dilaksanakan secara tanya jawab.

Selain itu, semua siswa mengenakan face shield dan per bangku hanya diisi satu siswa. Setiap siswa juga dibagi masker. Untuk pembelajaran sendiri dilaksanakan sampai pukul 11.30 WIB.

Di sekolah ini, guru dan siswa sebelum masuk sekolah diukur suhu tubuhnya.

Terkait pembukaan sekolah di Kabupaten Pangandaran ini, Bupati mengharapkan bisa berjalan sesuai harapan.

“Kita sudah buka dan sudah berjalan, mudah-mudahan tidak ada halangan. Kita buka seluruhnya karena zero positif kasus. Jadi kita berlakukan semua tetapi dengan protokol kesehatan yang ketat,” ucapnya.

Lanjut Bupati, setiap sekolah diharapkan menggunakan prosedur protokol kesehatan agar anak-anak terjaga kesehatannya.

“Tapi kalau seluruh mekanisme, seluruh prosedur protokol kesehatan dipakai, saya kira bisa berjalan dengan baik, asal mereka membatasi bersinggungan dengan pihak-pihak luar,” tegasnya.

Berdasarkan hasil pemantauan di SMPN 1 Sidamulih, Bupati mengungkapkan, pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah dilaksanakan sesuai protokol kesehatan.

“Yang di SMP tadi saya ke sana ketat. Anak-anak diperiksa suhunya dan protokol kesehatan dijalankan. Satu kelas hanya 16 orang sehingga mudah- mudahan berjalan sesuai rencana,” ujarnya. (des)***