Siswa Tingkat Akhir Paling Stres Hadapi PJJ, Sering Diancam Hadapi Asesmen Nasional

Share


DIDIKPOS.COM – Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengatakan, siswa yang berada di kelas tingkat akhir menjadi kelompok yang paling terbebani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tekanan besar tak hanya dari sekolah, namun juga dari keluarga.

“Yang paling tertekan dari data kami adalah anak kelas 3 SMP, 3 SMA atau juga kelas 6 SD, tekanan beban belajar juga ada tekanan dari keluarga juga,” kata Retno dalam diskusi daring bertajuk ‘Sukses Belajar di Masa Pandemi’, Sabtu (7/11/2020).

Menurutnya, anak yang berada pada kelas tingkat akhir sering diancam terkait ujian (Asesmen Nasional) yang akan mereka lewati. Anak-anak itu akhirnya menjadi stres.

Belum lagi, mereka belum bisa menyesuaikan semester baru yang seluruhnya dimulai dengan daring. Berbeda dengan semester lalu, para siswa masih sempat tatap muka di sekolah untuk mengenal guru dan teman mereka.

“Karena gurunya baru, wali kelas baru, itu mengakibatkan mereka tidak familiar, akibatnya anak ini tertekan. Jadi anak ini ketemu enggak, tidak ada interaksi tapi dikasih tugas padahal materi baru,” jelas Retno.

Rasa tertekan inilah yang dikhawatirkan Retno. Jika sudah ada rasa tertekan maka ada potensi imun anak menjadi berkurang, dan potensi terinfeksi virus akan semakin besar. Padahal, yang terpenting saat ini ialah kehidupan dan kesehatan peserta didik.

“Jadi jangan berpikir bahwa kepentingan orang tua untuk anaknya jadi yang the best, anaknya ranking, harusnya lupakan. Dalam masa pandemi kan yang terpenting membahagiakan anak. Kalau dia sakit kemudian dia meninggal ya enggak ada gunanya lagi segala yang kita berikan,” ujar Retno.

Sebelumnya Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengevaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan sistem PJJ yang telah berlangsung selama ini, serta mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

“Ke depannya, baik murid maupun orang tua, tidak ada yang stres berlebihan karena merasa berat menjalankan tugas-tugas dari sekolah selama PJJ, terlebih lagi tidak lama lagi Asesmen Nasional/AN sebagai pengganti ujian nasional/UN akan diberlakukan,” ujar Bamsoet, Selasa (3/11/2020).

Mantan Ketua DPR ini menambahkan, Kemendikbud harus mengevaluasi permasalahan dalam pelaksanaan PJJ dan mencari solusinya, serta membuat metode/sistem penyampaian pelajaran dalam sistem PJJ dengan memperhatikan kondisi psikologis anak.

“Dinas Pendidikan di setiap daerah juga harus memperhatikan dan mengimplementasikan secara maksimal Kepmendikbud Nomor 179/p/2020 tentang Pelaksanaan Kurikulum Darurat, guna meringankan beban belajar siswa, guru, dan orang tua,” pungkasnya. (des)***