DIDIKPOS.COM – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud, meluncurkan “Pedoman Perubahan Perilaku Protokol Kesehatan 3M dalam 77 Bahasa Daerah”.
Kampanye 3M merupakan singkatan yang berisi slogan perubahan perilaku masyarakat yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Sebelumnya, pemerintah telah gencar menyosialisasikan video sosialisasi “Pesan Ibu” agar 3M lebih masif diterapkan.
“Tujuannya agar panduan ini mudah dibaca, kita terjemahkan dalam bahasa awam atau bahasa sehari-hari masyarakat kebanyakan,” jelas Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud, Prof. E. Aminudin Azis, secara virtual melalui kanal Youtube Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui siaran pers, Rabu (2/12/2020).
Menurut Aminudin, pihaknya sangat hati-hati dalam proses penerjemahan.
“Kami uji coba juga pada ahli bahasa daerah setempat, lalu kami perbaiki, baru kami uji coba lagi kepada masyarakat,” tutur Aminudin.
Disebutkannya, awalnya Satgas Covid-19 memohon bantuan kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk menerjemahkan pedoman perubahan perilaku dalam masa pandemi Covid-19 ke dalam 34 bahasa daerah.
Namun, mengingat luasnya wilayah dan beragamnya bahasa di Indonesia, pihaknya merasa perlu menerjemahkan pedoman ini ke lebih banyak bahasa, sehingga berkembang dari 34 bahasa sesuai jumlah provinsi menjadi 77 bahasa.
“Jumlah ini besar kemungkinan akan terus bertambah karena masih ada balai dan badan yang melakukan proses penerjemahan di daerah,” terang Aminudin.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menuturkan, strategi Kemendikbud adalah mengubah pesan-pesan itu ke dalam bahasa yang paling dekat dengan masyarakat yaitu bahasa daerah. Bahasa daerah sebagai bahasa ibu, merupakan sarana yang lebih efektif untuk mendekatkan isi pesan secara emosional kepada para pendengarnya.
“Semoga masyarakat tergerak menerapkan pedoman ini dalam hidup sehari-hari. Saya berterima kasih pada inisiatif yang diambil Kepala Badan Bahasa yang bekerja sama dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19,” terang Mendikbud.
Ketua Penanganan Satgas Covid-19 Doni Monardo mengapresiasi terobosan Kemendikbud. Doni meyakini, penjelasan tentang Covid-19 harus memakai bahasa yang mudah supaya cepat dimengerti masyarakat, sekaligus menunjukkan kebesaran bangsa Indonesia dari sisi keragaman budaya.
“Bahasa daerah sangat strategis untuk mempercepat sampainya informasi kepada masyarakat, mengingat istilah-istilah yang dipakai dalam konteks Covid-19 seringkali merupakan bahasa asing atau serapan dari bahasa asing seperti adaptasi, asimptomatik, new normal, dan social distancing,” katanya. (haf)***