Mahasiswa UIN Bandung Ini Wakili Indonesia di IMUN Online Conference 2020

Share


DIDIKPOS.COM – Muhamad Yoga Firdaus, mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), Fakultas Ushuluddin (FU) semester VII tampil di International Model United Nations (IMUN) Online Conference 34.0, Sabtu (5/12/2020).

Bersama pemuda dari seluruh dunia, Muhamad Yoga Firdaus belajar dan berbagi ide dari beragam pengalaman dan latar belaang. Dalam forum ini, Dewan Eksekutif, Pers Internasional, dan Delegasi Internasional berkonsolidasi untuk belajar tentang diplomasi, hubungan internasional, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Rektor UIN Bandung yang diwakili Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Dr. H. Ah. Fathonih, M.Ag., menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas prestasi Yoga Firdaus yang tampil dan mempresentasikan makalahnya di konferensi internasional.

“Ini sebuah prestasi yang membanggakan bagi civitas akademika UIN Bandung. Mudah-mudahan ini menjadi motivasi bagi mahasiswa lain. Prinsipnya selagi kita mau usaha dan kerja keras tentu akan diperoleh hasilnya, man jaddà wa jada,” katanya, Minggu (6/12/2020).

Kepala Kelas Menulis UIN Bandung, Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag., menyambut posotif prestasi yang dicapai Yoga.

“Ini panggung pembelajaran Kampus Merdeka. Let’s go outside the classroom for swimming in the open ocean! Pasti segera kami lapor perkembangan yang membahagiakan ini ke Pak Rektor,” ungkap Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Bandung itu melalui pesan selular.

Sementara Yoga menuturkan, dirinya bersyukur karena paper yang ia buat diterima dan terpilih, hingga berkesempatan menjadi presenter di International IMUN 34.0 2020, meskipun berlangsung secara daring.

“Kesempatan emas ini menjadi ajang belajar yang mampu melahirkan ide-ide konstruktif-solutif bagi permasalahan terkini. Saya bangga menjadi mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati yang bisa mewakili Indonesia untuk tampil di agenda internasional ini,” ujarnya.

Disebutkannya, pada IMUN Online Conference 34.0 ia mempresentasikan ide tentang masalah Economic Growth in Child Labour secara khusus yang ada di Negara Estonia.

“Saya memberikan ide-ide saya tersebut dalam bentuk solusi dan resolusi konstruktif yang dapat ditendensikan dengan afiliasi organisasi dunia seperti ILO hingga UNICEF,” tegasnya.

Estonia, paparnya, dikenal sebagai negara dengan nilai ekonomi tinggi. Dominasi perdagangan barang dan jasa menjadi keunggulan tersendiri. Negara Estonia memiliki nilai pasar yang tinggi dan diakui dunia hingga kini.

“Berbicara tentang alokasi tenaga kerja anak, negara Estonia diperkirakan memiliki kapasitas yang minim, bahkan tenaga kerja anak hampir tidak tersebar secara masif. Negara ini dikenal sebagai negara yang aspek ekonominya stabil, khususnya di masa pandemi bisa dikatakan dalam performa semakin optimal dalam menarik perhatian konsumen global,” katanya.

“Ide solutif ini sebagai refleksi memanusiakan manusia. Memberikan perhatian besar terhadap perkembangan setiap anak kecil dimana pun ia berada dan dalam masa apapun, bahkan di masa pandemi seperti ini. Sehingga ia mampu menjadi agen perubahan kelak yang senantiasa mengibarkan ide kolaboratif elite dan kapabilitas konstruktif-solutif lewat afiliasi domestik hingga internasional,” pungkas Yoga.

Diketahui, sesuai dengan semangat Perserikatan Bangsa-Bangsa, IMUN berupaya untuk mendorong forum konstruktif untuk dialog terbuka tentang masalah global yang kompleks, termasuk perdamaian dan keamanan internasional serta kemajuan ekonomi dan sosial.

IMUN menekankan pemeriksaan mendalam dan penyelesaian masalah mendesak dengan menekankan proses daripada hasil. Namun, ada batasan untuk negosiasi, terutama ketika diplomasi internasional dan kepentingan besar terlibat. Diharapkan melalui IMUN mahasiswa dapat belajar pentingnya menyeimbangkan kepentingan nasional dengan kebutuhan dunia internasional.

Mohneesh Bhardwaj, Executive Chairman, India, pada laman IMUN 2020 menuliskan, “Saya mengucapkan terima kasih kepada semua delegasi karena telah menjadi bagian dari IMUN dan menjadi agen perubahan. Bersama-sama mari terus menjadi bagian dari perjalanan dalam pembentukan para pemimpin.” (des)***