PROSA 2020, Ajang Penggalian Potensi Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Bandung

Share

DIDIKPOS.COM – Penataan Regenerasi Orion Sastra Arab (PROSA) 2020 menjadi salah satu wahana untuk pengembangan kapasitas mahasiswa, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, maupun perilaku. Maka, kegiatan PROSA penting dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk menggali berbagai potensi yang dimiliki masing-masing mahasiswa (baru).

Harapan ini disampaikan oleh Wakil Dekan III Dr H Ading Kusdiana, M.Ag., mewakili Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN SGD Bandung Dr H Setia Gumilar, M.Si, saat memberikan sambutan dalam kegiatan PROSA 2020, yang digelar Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA), Jumat (19/2/2021) .

PROSA, yang bertemakan “Mengukir Cerita, Menggapai Cinta, dalam Bingkai Etika dan Estetika” diikuti oleh 197 mahasiswa baru, dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting. Hadir dalam kesempatan itu Ketua Jurusan BSA, Ketua HMJ BSA, Ketua Sema dan Dema FAH.

Apapun kegiatan mahasiswa, lanjut Dr Ading, tetap harus mengacu pada visi Jurusan, Fakultas, dan Universitas. Selain mengetahui proses akademik pada Jurusan BSA dan FAH, para mahasiswa juga harus mampu membangun sistem etika.

“Saya harap, panitia PROSA mengenalkan visi misi Jurusan, fakultas, dan universitas kepada mahasiswa semester I, supaya menjadi dasar yang melekat bagi diri mereka sebagai nilai-nilai etika. Masa depan HMJ ada di tangan Anda, karena pada tahun depan Anda juga akan menjadi pengurus HMJ, belajar berorganisasi serta kepemimpinan,” jelasnya. 

Pada kesempatan yang sama Ketua Jurusan BSA Dr Asep Supianudin, M.Ag. mengucapkan terima kasih kepada para panitia PROSA 2020 dan para pengurus HMJ atas terselenggaranya PROSA 2020 ini. Walaupun dilaksanakan secara daring, tetapi tidak mengurangi kehidmatan acara, dan dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa baru.

“Semoga acara ini berjalan lancar dan sukses,” katanya.

Meski acara digelar dengan serba keterbatasan, karena masih pandemi Covid-19, tetapi mahasiswa BSA tetap kreatif dan inovatif.

“Kita hidup di peradaban yang canggih, walaupun berkumpul di tempat yang berjauhan, masih bisa bersilaturahmi dan mengikuti sebuah acara penting ini. Berarti, kita tetap bisa berkontribusi terhadap bangsa melalui disiplin ilmu yang kita tekuni,” jelasnya. (des)***