DIDIKPOS.COM – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Islam Bandung (LPPM Unisba) menyelenggarakan pelatihan aplikasi bisnis e-commerce yang diikuti pedagang kaki lima (PKL) di Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung.
Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM Unisba, Rabiatul Adwiyah menjelaskan, pelatihan aplikasi bisnis e-commerce untuk PKL di Kelurahan Tamansari sebagai pilot project. Nantinya akan dikembangkan ke seluruh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Bandung.
“Penggunaan aplikasi bisnis e-commerce bagi pelaku UMKM memiliki manfaat yang sangat besar yakni meningkatkan penjualan (omzet) dan keuntungan. Aplikasi bisnis e-commerce merupakan bagian dari e-business yang berhubungan dengan kegiatan jual-beli barang/jasa melalui internet,” kata Rabiatul, Sabtu (21/11/2020).
“E-commerce juga meliputi aktivitas yang mendukung transaksi tersebut, seperti periklanan, pemasaran, dukungan konsumen, keamanan, pengiriman, dan pembayaran. Dengan penggunaan aplikasi ini, UMKM menjadi lebih maju, mandiri dan modern,” sambung dosen Program Studi (Prodi) Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Unisba itu.
Ia menjelaskan, penggunaan aplikasi e-commerce bagi UMKM ini sesuai amanat UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM dan sejalan dengan RPJMD Kota Bandung tahun 2016-2018, di mana pemerintah daerah memfasilitasi pengembangan usaha dengan cara memberikan insentif bagi UMKM dalam mengembangkan teknologi.
“UMKM di Kota Bandung memanfaatan teknologi infomasi yang merata. Tapi prediksi jumlah pekerjaan yang didukung oleh e-commerce di Kota Bandung Tahun 2017 hingga 2022 mengalami kenaikan. Tahun 2017 sebesar 4 juta, 2020 sebesar 16 juta, dan 2022 naik menjadi 26 juta pekerja yang terhubung ekosistem bisnis e-commerce,” terangnya.
Rabiatul menuturkan, pada 2022, pertumbuhan pasar e-commerce Kota Bandung dapat merangkul sekitar 26 juta pekerja atau 20 persen angkatan kerja Indonesia. Lapangan kerja baru ini meliputi lapangan kerja baru yang muncul untuk mendukung kegiatan e- commerce seperti posisi pemrograman atau logistik di perusahaan e-tailing dan pekerjaan yang sudah ada namun diperbarui oleh perkembangan e-commerce, seperti pengelola UMKM yang berpindah dari bisnis offline ke online.
“Ini adalah peluang dan keharusan bagi perguruan tinggi mendorong pemerintah untuk mulai sekarang secara masif agar para pelaku UMKM sudah menggunakan aplikasi tersebut,” ujarnya.
Perlui Pendekatan Digitalisasi
Menurut Rabiatul, pemilihan PKL di Kelurahan Tamansari, karena memiliki permasalahan mitra yang harus dipecahkan melalui pendekatan digitalisasi. Permasalahan mitra tersebut yaitu, mata pencaharian penduduk yang didominasi oleh PKL dengan tingkat pendidikan yang rendah.
Lalu, keterampilan untuk memasarkan produk secara online menggunakan aplikasi e-commerce masih rendah
“PKL di Kelurahan Tamansari juga belum sadar akan pentingnya manfaat penggunaan aplikasi e-commerce untuk meningkatkan omzet penjualan serta taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi. Selain itu, sosialisasi dan sharing knowledge mengenai pemanfaatan aplikasi e-commerce di wilayah ini masih minim,” terangnya.
“Hadirnya kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dengan membawa solusi nyata, melalui pelatihan pemanfaatan internet untuk meningkatkan omzet penjualan yang berbasis aplikasi e-commerce. LPPM Unisba juga menjalin kerja sama dengan Dinas UMKM dan Kementerian UMKM, untuk membangun UMKM berbasis teknologi digital dan berbasis aplikasi e-commerce,” pungkas Rabiatul.
Anggota tim pengabdian kepada masyarakat ini yakni Asni Mustika Rani dan Allya Rossalyn dari Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan melibatkan beberapa mahasiswa.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, tim mendatangkan narasumber sekaligus pelatih untuk memberikan materi mengenai sosialisasi dan pembuatan aplikasi e-commerce untuk peningkatan omzet penjualan pada pedagang kaki lima, yakni Rici Solihin, pemilik (owner) produk PAPRICI yang menjual produk-produk pertanian. (haf)***