DIDIKPOS.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menjalin kerja sama dengan Infrastructure Asia. Lewat wadah pertukaran informasi proyek infrastruktur di Asia yang bermarkas di Singapura ini, akselerasi proyek infrastruktur di berbagai bidang di Jabar lebih digenjot.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan naskah Letter of Intent (LOI) oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dari Gedung Pakuan, Kota Bandung dan Executive Director Infrastructure Asia Seth Tan yang ditayangkan secara virtual, pada Rabu (12/8/20).
Gubernur mengatakan, meski dalam naskah LOI belum disebutkan secara spesifik proyek yang akan dikerjasamakan, namun Infrastructure Asia sudah mengutarakan ketertarikan berinvestasi di Jawa Barat, khususnya pada sektor transportasi, persampahan, dan perairan.
“Kami ingin menjalin kerja sama dalam implementasi akselerasi infrastruktur di Jabar, khususnya sektor transportasi, persampahan dan perairan,” katanya.
Gubernur berharap, kesepakatan kerja sama melalui penandatanganan naskah Letter of Intent (LOI) tersebut bisa meningkat menjadi MoU (Memorandum of Understanding) agar pembangunan infrastruktur bisa segera dilakukan.
“Kami harap segera mengajukan proposal bidang apa saja yang akan dikerjasamakan,” ucap Gubernur, di Gedung Negara Pakuan, Rabu (12/8/2020).
Menurut Gubernur, Jabar perlu melakukan kerja sama dengan berbagai pihak termasuk perusahaan swasta internasional dalam ketersediaan infrastruktur yang strategis guna meningkatkan daya saing daerah dan menyejahterakan masyarakat.
“Jabar adalah daerah yang potensial untuk berinvestasi dengan sekitar 60 persen investasi industri manufaktur di Indonesia ada di Jabar,” ujarnya
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur sekaligus menawarkan Infrastructure Asia untuk berinvestasi di bidang agrikultur karena Jabar akan fokus pada pengembangan agrikultur 4.0. dalam pemulihan ekonomi pasca-Covid-19.
“Selain banyaknya lahan kosong dan subur, Jabar memiliki potensi pengembangan agrikultur yang besar karena agrikultur mampu bertahan terhadap disrupsi pandemi Covid-19. Kami persilakan bila ingin berinvestasi di sektor ini, karena kami punya potensinya, seperti lahan yang luas dan subur. Masalahnya adalah banyak petani yang masih menggarap secara konvensional, jadi kami ingin mentransformasikan menjadi agrikultur 4.0,” tuturnya. (kur)***