Teknologi dalam Pendidikan: tak Menegasikan Interaksi Siswa, Guru, Sekolah, dan Orang Tua

Share

DIDIKPOS.COM – Pengamat pendidikan, Fernando Uffie, menandaskan, pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan menjadi sebuah keharusan.

“Belajar berbasis teknologi tidak untuk menegasikan interaksi antara siswa, guru, sekolah dan orangtua murid. Namun, teknologi justru menguatkan peran guru, sekolah, dan orangtua dalam proses pembelajaran siswa,” ujar Uffie, dikutip Liputan6.com.

Country Manager Extramarks Education Indonesia itu menuturkan, solusi belajar berbasis teknologi bisa inline dengan apa yang diajarkan di sekolah dan sesuai dengan kurikulum berlaku.

“Harus ada quality control, baik dari sisi materi maupun tim akademiknya. Dan ini tidak bisa dilakukan setengah-setengah, karena terkait dengan masa depan generasi selanjutnya,” kata Uffie.

Mandiri

Menurut Uffie, para pelajar generasi Z yang lahir dan tumbuh di era digital membuat mereka lebih matang dan mandiri dalam pemanfaatan teknologi Mereka bahkan tahu bagaimana mendidik diri sendiri dan mencari informasi.

Penelitian Cambridge International melalui Global Education Census 2018 menunjukan, siswa Indonesia sangat akrab dengan teknologi, bukan hanya dalam berinteraksi di media sosial tapi juga untuk kebutuhan pembelajaran.

Hasil penelitian itu bahkan menyebut siswa Indonesia menduduki peringkat tertinggi secara global selaku pengguna ruang IT/komputer di sekolah (40 persen). Lebih dari dua pertiganya (67 persen) menggunakan smartphone di dalam kelas, dan 81 persen untuk mengerjakan perkerjaan rumah (PR).

“Fakta tersebut memiliki dampak besar pada lingkungan belajar-mengajar dalam dunia pendidikan saat ini, karena siswa (generasi Z) lebih dilengkapi teknologi, daripada umumnya guru (generasi X). Inilah yang lantas meningkatkan kompleksitas proses pendidikan–melibatkan pengajaran, bimbingan, dan pengawasan,” terangnya. (gib)***