Didikpos.com — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor menantang seluruh siswa kelas XII SMA dan sederajat untuk hadir ke KPU. KPU menyatakan siap memberikan edukasi dan pembekalan materi tentang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
KPU mengundang secara terbuka ini karena pelajar kelas XII SMA mayoritas merupakan pemilih pemula (kaum milenial) yang pada hari H pencoblosan tanggal 14 Februari 2024 banyak yang menginjak usia 17 tahun atau lebih.
“Kami sayangkan sampai hari ini belum ada satu pun sekolah yang datang ke KPU untuk bertanya lebih dalam tentang Pemilu 2024. Padahal kami membuka diri terhadap kunjungan dari setiap SMA atau SMK,” kata Komisioner KPU Kabupaten Bogor dari Divisi Teknis, Herry Setiawan, Senin 4 September 2023.
Herry mengatakan, KPU sudah mengantongi data pemilih milenial di Kabupaten Bogor yang bersumber dari Disdukcapil, yang di dalamnya kalangan pelajar kelas XII SMA atau SMK. Sebagian di antara mereka masih melakukan proses perekaman KTP elektronik.
“Saat ini secara nasional, jumlah pemilih milenial lebih dari 50 persen. Jadi mereka sangat menentukan nasib bangsa ke depannya,” ungkapnya.
Selama ini, lanjut Herry, KPU sendiri telah sering menyambangi setiap sekolah melalui petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Akan tetap, KPU memiliki keterbatasan personel, luas wilayah, dan ribuan jumlah SMA/SMK di Kabupaten Bogor.
“Nanti kami siapkan ruangannya di Rumah Pintar KPU, jadwalnya bergilir karena ruangannya kecil. Kami akan sediakan juga doorprize dan merchandise-nya. Kami siap berikan edukasi apa itu pemilu, jangan sampai mereka tidak tahu bahwa hasil pemilu itu ditentukan melalui perhitungan rekapitulasi suara secara manual dan berjenjang. Mereka tahunya real count, quick count yang ada di TV. Padahal tidak seperti itu,” beber dia.
Herry menambahkan bahwa KPU pada tahun 2021 telah menyelenggarakan sosialisasi akbar dengan menggelar zoom meeting bersama seribu pelajar. Hal itu, kata dia, harus ditindaklanjuti karena momen Pemilu sebentar lagi.
Selain siswa SMA/SMK, kalangan mahasiswa juga ternyata belum ada yang datang langsung ke KPU. “Yang ada hanya magang,” ucapnya.
Lebih lanjut ditandaskan bahwa sangat perlunya edukasi kepada pemilih pemula atau pemilih milenial karena mereka memiliki tingkat kerawanan akan kekurangpahaman yang sangat tinggi terhadap Pemilu dan rangkaiannya.
“Makanya KPU, Bawaslu, partai politik, dan semua kontestan punya tanggung jawab berat untuk memberikan edukasi tentang Pemilu,” imbuhnya.
Sekadar informasi, tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Bogor untuk Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden selalu di atas 80, persen. Hanya saja untuk Pemilihan Kepala Daerah selalu di bawah 70 persen.
(Acep Mulyana)