DIDIKPOS.COM – Universitas Islam Bandung (Unisba) menggelar Pesantren untuk Mahasiswa Baru gelombang 7 sampai 10. Pesantren yang digelar secara online itu diikuti 437 orang peserta. Adapun total mahasiswa yang mengikuti program itu sebanyak 1.659 orang.
Rektor Unisba, Edi Setiadi, mengatakan, program pesantren mahasiswa ini merupakan kegiatan akademik yang wajib diikuti mahasiswa sebagai tahapan awal kuliah di Unisba.
“Mahasiswa akan mengikuti lagi program pesantren saat akan menjadi sarjana,” kata Edi, saat membuka Pesantren Mahasiswa Baru Unisba, Senin (3/7/2020), dikutip Republika.co.id.
Edi berharap, panitia bisa mengawasi mahasiswa yang meninggalkan pertemuan online. Panitia, lanjutnya, harus memantau apakah mahasiswa itu, tidak ikut seterusnya dan tak mengabsen atau seperti apa.
“Semua harus serius mengikuti program pesantren ini. Kalau tak lulus pesantren, maka tak bisa mengikuti ujian sarjana. Insya Allah terdeteksi (yang tak mengikuti). Jadi, mahasiswa jangan menganggap sepele, karena nilainya bobotnya sama dengan mata kuliah yang lain,” ujar Edi.
Edi mengatakan, walaupun dalam kondisi pandemi tapi semua kegiatan akademik di Unisba masih tetap digelar.
“Semuanya dilakukan agar tak merugikan mahasiswa. Walaupun dengan cara daring kegiatan akademik tetap digelar,” tandas Edi.
Ketua Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian (LSIPK) Unisba, Wildan Yahya, mengatakan, total peserta yang mengikuti program pesantren sebanyak 1.659 orang dan terbagi ke dalam beberapa gelombang. Walaupun diselenggarakan secara virtual, tapi setiap kegiatan ada yang mengawasi.
“Harus ada pengawasnya di setiap pesantren virtual. Bagi mereka yang tak mengikuti satu kali, masih diberi pengampunan. Mereka harus menghapalkan surat-surat pendek juz amma,” katanya.
“Namun, bagi mahasiswa yang sampai 3 kali tak mengikuti pertemuan di pesantren online akan dianggap mengundurkan diri. Yang tak lulus akan dibina baca tulis Alqurannya,” tambahnya.
Wildan menjelaskan, dalam pesantren online tersebut materi yang akan diberikan adalah salat, puasa, zakat, dan taharah.
“Kami mengharuskan, mahasiswa mampu baca Alquran. Jadi, ada 14 kali pertemuan untuk pembinaan baca Alquran,” katanya. (des)***