DIDIKPOS.COM – Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Jawa Barat, Atalia Praratya Ridwan Kamil, mengatakan, memberi tips bagi siswa untuk menjalani hari di masa pandemi saat ini. Salah satunya menjaga komunikasi bersama keluarga dan sahabat serta memperdalam hobi.
“Saling curhat dan saling mendengarkan juga penting. Lalu, selalu menjaga pola hidup bersih dan sehat, mengonsumsi makanan bergizi, rajin melakukan aktivitas fisik, dan memperbaiki mood. Tetap terapkan AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru) dengan 3M, yakni menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan,” tutur Atalia, saat berbicara dalam Webinar “Pelaksanaan Kegiatan Belajar di Era AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru)”, Selasa (25/8/2020).
Menurut Atalia, anggota PKK harus berperan lebih dalam mengoptimalkan peran orang tua dalam kegiatan belajar di masa pandemi saat ini. Dengan masih diberlakukannya pembelajaran dari rumah di sebagian besar sekolah, orang tua harus mampu berperan sebagai guru bagi anak di rumah.
“Mengutip Bapak Pendidikan Indonesia, pendidikan yang pertama itu dilakukan oleh keluarga, lalu dibantu oleh peran guru di sekolah,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar, Dedi Supendi, menjelaskan, ada 11 indikator yang harus dipenuhi sekolah untuk menjalankan protokol pembelajaran tatap muka. Di antaranya, sekolah berada di kecamatan berstatus zona hijau, mengutamakan wilayah sulit jaringan internet (blank spot), dan guru harus sudah menjalani swab test.
Selanjutnya, dipenuhinya protokol kesehatan dan fasilitas lainnya serta telah membentuk satuan tugas (satgas) yang bekerja sama dengan puskesmas setempat.
“Kesehatan dan keselamatan siswa itu yang utama. Sehingga, dalam pembelajaran tatap muka, hal tersebut harus diperhatikan dan saat ini sudah kita lakukan,” terangnya.
Ke depan, lanjut Kadisdik, pihaknya akan begegas menyosialisasikan kurikulum darurat kepada orang tua dan masyarakat sebagai bentuk penyederhanaan pembelajaran yang mengedepankan penguatan nilai serta karakter dasar Jabar Masagi.
Sosialisasi tersebut nantinya beriringan dengan Focus Group Discussion di tiap zona untuk memetakan masalah pembelajaran, melakukan workshop untuk menyusun model implementasi kurikulum darurat lintas mata pelajaran (mapel) dan menyusun RPP kolaborasi lintas mapel.
“Setelahnya, nanti kita akan merilis program pembiasaan harian/mingguan berbasis keluarga,” ungkapnya.
Pada kesempatan sama Kepala SMKN 9 Bandung, Anne Sukmawati, mengatakan, pihaknya telah melakukan pembelajaran berbasis blended learning di masa pandemi ini. Beberapa indikator telah dipenuhi oleh sekolah, seperti pembentukan Satgas Covid-19 di lingkungan sekolah dan penyusunan SOP pembelajaran di masa Covid-19.
“Penyusunan kurikulum pun berbentuk implementatif berbasis kolaboratif,” jelas Anne yang juga menjabat Plt. Kepala SMKN 11 Bandung. (des)***