News  

Prosesi Mencuci Ribuan Pusaka di Jatitujuh Majalengka Sedot Perhatian Wisatawan

Share

DIDIKPOS.COM – Setahun sekali, warga di Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, rutin menggelar prosesi sakral mencuci ribuan jenis pusaka.

Tradisi pencucian pusaka berbahan dasar besi itu bertujuan untuk merawat, menjaga agar pusaka itu tetap bagus, terhindar dari karatan.

Pencetus prosesi, Yayasan Al-Awaliyah Padepokan Nur Sedjati, mencatat, pusaka dari beragam jenis kategori tersebut saat ini berjumlah 1.270.001. Yang terdiri dari aneka jenis keris, tombak, pedang, kujang, dan masih banyak lagi.

Ketua Yayasan Padepokan Nur Sedjati, Buyut Enda, mengatakan proses membersihkan ribuan pusaka itu rutin dilaksanakan sekali dalam satu tahun, sebagai upaya memelihara benda-benda peningalan zaman dulu.

“Ribuan jenis pusaka yang ada di padepokan ini sebatas untuk koleksi dan dikagumi saja. Jadi bukan untuk hal-hal yang berbau musyrik. Mencucinya rutin kita laksanakan setiap tahun di bulan Mulud,” ujar Buyut Enda, Senin (2/11/2020).

Buyut Enda mengatakan, tahun ini, prosesi pencucian pusaka ini mengedepankan protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan menuci tangan atau 3M. Serta tamu dan pengunjung pun dibatasi.

Tahun-tahun sebelumnya, proses membersihkan dan mencuci benda-benda pusaka itu melibatkan banyak orang dan mengundang tamu-tamu dari luar daerah.

“Kita patuhi 3M. Memakai masker dan menjaga jarak. Kita berdoa supaya virus Corona segera musnah,” ujarnya.

Buyut Enda menjelaskan, ada beberapa alasan mengapa pusaka-pusaka itu dicuci setiap bulan Mulud.‎ Salah satunya, untuk mengubah persepsi banyak orang tentang pusaka, yang sering dikaitkan dengan mistis.

“Pusaka-pusaka ini bahannya dari besi. Kalau tidak dicuci atau dibersihkan, bisa berkarat, rusak. Untuk menghilangkan karat itu,‎ kita cucinya pakai jeruk nipis. Sudah terbukti, karatan pada besi itu hilang,” tandasnya.

Sementara itu, prosesi ini juga menarik perhatian warga. Selain dikunjungi warga Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, wisatawan dari luar daerah pun terlihat memadati lokasi prosesi. (rik)***