DIDIKPOS.COM – Media dan agama harus seirama dan memiliki harmoni. Karena keduanya saling membutuhkan dan melengkapi satu sama lain. Keduanya bisa melakukan kolaborasi yang bagus dan bermanfaat untuk masyarakat.
Itulah wacana yang mengemuka saat webinar “Geliat Media dalam Bingkai Keberagamaan” yang diselenggarakan Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jumat (11/12/2020).
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. H. Ahmad Sarbini, mengatakan, kegiatan ini menjadi ajang meningkatkan literasi media, sehingga bisa lebih bijak lagi dalam memproduksi berita yang akan disalurkan di berbagai media.
“Ini sangat sesuai dengan seruan agama, bahwa penting untuk membuat konten media yang sehat. Karena konten media yang sehat merupakan amanat dan harapan masyarakat. Konten media yang sehat merupakan konten yang mengedepankan kepentingan publik, dan mengandung nilai-nilai agama dan bebas dari aura dosa dan kemaksiatan,” kata Ahmad, saat berbicara dalam webinar.
Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Dr. H. Darajat Wibawa, M.Si., mengungkapkan, ada anggapan kalau agama dan media tidak bisa bersama, dan agama seringkali dianggap kendala dalam aktivitas media. Padahal, agama dan media bisa saling membesarkan. Bahkan agama bisa menyelamatkan media.
“Tujuan diadakannya webinar ini ialah mengajak semua pihak untuk memunculkan kesadaran bahwa nilai-nilai agama bisa mewarnai isi dari media. Media bisa berperan besar dalam publikasi ajaran agama,” terangnya.
Pada kesempatan sama Direktur Komunikasi Indonesia Indikator Jakarta, Rustika Herlambang, menuturkan, masyarakat sudah banyak berubah berkat kehadiran teknologi komunikasi. Baik perkembangan ke hal yang positif maupun negatif.
“Teknologi bisa memperlebar krisis dan bisa membantu dalam melakukan strategi komunikasi. Nah, UIN Bandung bisa membantu dalam mempromosikan nilai-nilai agama yang bisa diunggulkan dan ditunggu oleh masyarakat,” ucapnya.
Sementara pakar media dari Prodi Ilmu Komunikasi, Enok Risdayah, menuturkan, di beberapa media, sudah ada yang memuat dan menyebarkan nilai-nilai agama, terutama di media sosial. Di sini media melakukan komunikasi dengan agama.
“Ada negosiasi antara agamawan dengan media baru. Karena media memiliki efek positif dan negatif, namun memiliki kesamaan ruang. Agama yang sakral dan media yang sekuler bisa menjadi sesuatu yang harmoni. Dan di sini agama dan media sama-sama bisa meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan,” cetusnya.
Praktisi media dari Harian Umum Galamedia, Ati Suprihatin, mengatakan, isu-isu seputar agama merupakan salah satu isu yang menarik untuk diliput dan dipublikasikan.
“Berita tentang isu agama banyak memenuhi isi media, bahkan ada sejumlah media mainstream menjadi headline. Media akan lebih hati-hati ketika melakukan pemberitaan tentang agama,” katanya.
Webinar kali ini merupakan webinar ke empat yang digelar Prodi Ilmu Komunikasi. Hadir narasumber dari akademisi, pengamat, dan praktisi. Kegiatan diiikuti 300 peserta yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari praktisi media, akademisi, mahasiswa, hingga masyarakat umum. (des)***