DIDIKPOS.COM – Upaya guru-guru di Kota Cimahi mengatasi masalah pembelajaran jarak jauh (PJJ)/daring (dalam jaringan) layak ditiru. Beberapa langkah terobosan yang dilakukan guru, menjadi solusi menghadapi kendala PJJ.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, menuturkan, ia mengapresiasi langkah yang dilakukan para guru di Kota Cimahi dalam mengembangkan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Mereka rela mengantar dan mengambil tugas-tugas peserta didik di rumah, khusus untuk siswa yang tidak memiliki handphone maupun alat daring lainnya.
“Para guru juga menjalankan Program Guru Peduli. Mereka melakukan pengumpulan bantuan untuk siswa setiap bulan. Bantuan kemudian disalurkan kepada siswa yang tak mampu untuk membeli handphone,” ujar Retno, baru-baru ini.
Dipaparkannya, sebelumnya, KPAI melakukan pengawasan di Kota Cimahi pada 25 Februari 2021.
Dalam kunjungan tersebut, ia mendatangi SMPN 5 Kota Cimahi dan bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Harjono.
“Pengawasan tersebut terkait dugaan ribuan anak berpotensi tidak naik kelas karena tidak mengumpulkan tugas-tugas sekolah selama PJJ. Objek pengawasan ada dua, yaitu permasalahan PJJ yang dialami ribuan siswa dan penyiapan buka sekolah tatap muka,” katanya.
Retno menyebutkan, kendala terkait PJJ di antaranya adalah masalah alat daring, kuota internet, dan wilayah blank spot.
Dari keterangan yang diperoleh KPAI, ada sekitar 633 siswa SMP yang tidak memiliki alat daring.
Menghadapi persoalan itu, tambah Retno, para guru menjalankan program Guru Peduli. Mereka mengumpulan bantuan untuk siswa setiap bulan. Dari dana yang terkumpul secara bertahap, para guru bisa membelikan handphone android untuk peserta didik agar bisa mengikuti sekolah online.
“Melalui program Guru Peduli SMP Negeri 5 Kota Cimahi, telah terbeli 7 telepon pintar dengan kisaran harga Rp 1,2 juta sampai Rp 1,5 juta,” pungkasnya. (ysu)***