Bupati Pangandaran Buka Sekolah Lapangan Geofisika

Share

DIDIKPOS.COM – Sebagai salah satu daerah rawan bencana di Jawa Barat, pemahaman masyarakat akan kebencanaan perlu terus ditingkatkan.

Pernyataan itu disampaikan Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata, usai pembukaan kegiatan Sekolah Lapangan Geofisika (SLG), di Aula Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Senin (22/3/2021).

“Kita ini potensi bencananya lumayan. Saya kira dengan adanya pelatihan ini tentu menjadi hal yang baik, dapat meningkatkan kapasitas sehingga memahami tentang bencana, dan lain-lalin,” ujar Bupati.

Sekolah Lapangan Geofisika dilaksanakan dua hari dan diikuti 51 orang peserta. Terdiri dari anggota BPBD Kabupaten, masyarakat, unsur sekolah, aparat, PHRI, dan lembaga terkait/relawan.

Kegiatan ini dihadiri oleh Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Kepala Balai Besar MKG Wilayah II Tanggerang Selatan, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jabar, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pangandaran, dan Camat Pangandaran.

Bupati berharap agar SLG ini dilaksanakan secara rutin agar masyarakat dapat memahami berbagai persoalan terkait kebencanaan.

“Kegiatan semacam ini harus sering dilaksanakan. Sehingga tercapai satu kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan, untuk memahami tsunami, early warning system, kesiapan dini masyarakat dalam menghadapi bencana,” tuturnya.

“Mereka pun selain harus pintar tentang ilmu kebencanaan tetapi juga ada keberanian untuk menyampaikan hal-hal yang tidak populer, seperti ada yang menebang hutan ditegur. Kuncinya meningkatkan kesadaran masyarakat,” tegas Bupati.

Sementara Kepala Balai Besar MKG Wilayah II Tanggerang Selatan, mengatakan, tujuan Sekolah Lapangan Geofisika yaitu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya yang berada di pesisir dan para pemangku kebijakan di daerah untuk tanggap terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.

“Melalui momen Sekolah Lapangan Geofisika ini BMKG ingin mengingatkan kembali potensi bahaya lain yang bisa saja terjadi pada masa pandemi ini. Berbagai bencana seperti banjir di Banjarmasin, gempa bumi di Mamuju Sulawesi Barat seharusnya menjadi pengingat kita semua bahwa potensi bencana alam dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal situasi,” katanya.

Menurutnya, kondisi wilayah Kabupaten Pangandaran yang berada di daerah selatan Jawa, berhadapan langsung dengan Samudra Hindia, zona megathrust, merupakan potensi nyata ancaman gempa bumi dan tsunami. Namun, tingginya tingkat risiko tsunami tersebut dapat dikurangi dengan meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan pemerintah daerah dan masyarakat sekitar dalam mengghadapi gempa bumi dan tsunami. (des)***