DIDIKPOS.COM – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD), di Hotel Puri Khatulistiwa Sumedang, Kamis (29/4/2021).
Acara dengan fokus topik Pengembangan Kurikulum Berbasis Merdeka Belajar – Kampus Merdeka ini mengangkat tema utama ‘Rekonstruksi Kurikulum Menuju Kampus Merdeka – Merdeka Belajar’.
Ketua Pelaksana yang juga Wakil Dekan I FEBI, Dr. Deni Kamaludin Yusup M.Ag., mengatakan, pembaruan kurikulum MBKM, secara substansi memberi spirit membangun untuk sebuah dinamika. Mahasiswa tidak sekadar mencari dan mengasah kemampuan kognitif atau aspek pengetahuan saja, tapi juga didukung pengalaman di lapangan.
“Nantinya acara ini diharapkan akan menghasilkan panduan struktur untuk kurikulum FEBI agar bisa membawa kemajuan bagi kita semua,” katanya.
Dekan FEBI, Dr. Dudang Gojali, M.Ag., saat menyampaian sambutan sekaligus membuka acara menuturkan, semua pihak terkait MBKM ini sedang berburu dan mencari bentuk yang ideal, sehingga nanti modelnya mungkin akan beragam.
Lanjut Dudang, ada faktor yang nantinya akan mempengaruhi atau setidaknya harus dipertimbangkan untuk perancangan MBKM, yakni bargaining position antara dosen dan mahasiswa.
“Pendidikan orang dewasa ini yang harus dirancang agar membentuk spirit belajar yang sesuai. Tujuannya adalah untuk membesarkan hati peserta didik dan mereka agar mereka bahagia menerima pembelajaran dari kita. Karena bagaimanapun tanpa mahasiswa, kita bukan apa apa,” jelas Dudang.
Sesi 1 FGD dengan judul ‘Rekonstruksi Kurikulum Berbasis Outcome Based Education (OBAE) Mendukung Program MBKM’, menghadirkan narasumber Dr. A. Jajang W. Mahri, M.Si.. Ia memaparkan pengalamannya selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam Universitas Pendidikan Indonesia dalam merancang dan menjalankan proses rekonstruksi kurikulum MBKM.
Sementara Sesi II mewadahi setiap program studi untuk mengembangkan, mengevaluasi, dan mengefisiensi kurikulum.
FGD FEBI kali ini menghasilkan kesimpulan bahwa MBKM tidak bisa dibentuk secara instan. Perancangannya pun berevolusi dan harus berproses disesuikan dengan kebutuhan end user agar efektif. (des)***