Bogor, Didikpos.com — Stunting adalah ancaman serius bagi masa depan Kabupaten Bogor. Menurut Praktisi pendidikan sekaligus Dosen Eksternal IPB University, Ade Wardhana Adinata, dampaknya meluas tidak hanya pada kesehatan individu, tetapi juga pada ekonomi dan stabilitas sosial daerah.
Oleh karena itu, upaya terintegrasi dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini. “Dengan perhatian dan tindakan yang tepat seharusnya Kabupaten Bogor dapat mengatasi masalah stunting dan memastikan masa depan yang lebih sehat dan produktif bagi generasi mendatang,” katanya, Sabtu, 15 Juni 2024.
Menurutnya, investasi dalam kesehatan dan gizi anak-anak hari ini adalah investasi dalam masa depan yang lebih cerah dan sejahtera bagi seluruh masyarakat.
Stunting merupakan masalah kesehatan yang serius dan kompleks. Kondisi ini ditandai dengan kekurangan gizi kronis yang menyebabkan anak-anak memiliki tinggi badan yang jauh di bawah standar usianya.
“Kabupaten Bogor, yang saat ini berada dalam zona merah stunting, menghadapi ancaman besar terhadap masa depan generasinya. Dampak stunting tidak hanya terbatas pada kesehatan individu, tetapi juga mencakup aspek sosial dan ekonomi yang lebih luas,” jelas Kang Ade, sapaan akrab Ade Wardhana Adinata.
Begitu seriusnya ancaman stunting khususnya di Kabupaten Bogor, Kang Ade pun menekankan pentingnya masyarakat mengetahui dampak dari stunting, yaitu antara lain:
Dampak Kesehatan dan Perkembangan Anak
Anak-anak yang mengalami stunting sering kali memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga mereka lebih rentan terhadap penyakit infeksi. Selain itu, stunting juga berdampak pada perkembangan otak, yang mengakibatkan keterlambatan dalam kemampuan belajar dan berkomunikasi.
Ketika anak-anak ini tumbuh dewasa, mereka cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang tidak mengalami stunting. Akibatnya, peluang mereka untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi dan mendapatkan pekerjaan yang baik menjadi terbatas.
Implikasi Ekonomi Jangka Panjang
Dampak ekonomi dari stunting sangat signifikan. Individu yang mengalami stunting cenderung memiliki produktivitas kerja yang lebih rendah dan sering kali berpenghasilan lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang tumbuh sehat.
Hal ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor secara keseluruhan, mengingat sebagian besar penduduknya mungkin tidak dapat berkontribusi secara optimal. Selain itu, biaya kesehatan yang meningkat karena penyakit terkait stunting menambah beban ekonomi bagi keluarga dan pemerintah daerah.
Dampak Sosial
Secara sosial, stunting dapat memperburuk ketidaksetaraan di masyarakat. Anak-anak dari keluarga miskin lebih rentan terhadap stunting, dan kondisi ini dapat memperkuat siklus kemiskinan. Anak-anak yang mengalami stunting juga sering menghadapi stigma dan diskriminasi, yang dapat merusak kesehatan mental mereka dan mengurangi kepercayaan diri.
Ketidaksetaraan ini semakin memperdalam jurang antara kaya dan miskin, menghambat upaya pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif.
Kang Ade menandaskan harus ada upaya penanggulangan stunting yang serius serta diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai sektor.
Pertama, akses dan kualitas gizi harus ditingkatkan, terutama bagi ibu hamil dan balita. Program pemberian makanan tambahan, seperti susu dan makanan bergizi lainnya, perlu diperluas dan diawasi dengan ketat.
Kedua, edukasi tentang pentingnya gizi seimbang harus diperkuat melalui kampanye publik dan program pendidikan di sekolah.
Ketiga, layanan kesehatan primer untuk ibu dan anak harus ditingkatkan, termasuk pemeriksaan rutin dan imunisasi.
Keempat, kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting dalam memerangi stunting.
“Program pemberdayaan ekonomi keluarga miskin dan peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi juga merupakan bagian integral dari solusi ini,” imbuhnya.
Dalam kacamata Kang Ade, persoalan stunting adalah salah satu persoalan serius di Kabupaten Bogor selain soal perlunya rasionalisasi di segala bidang termasuk terobosan-terobosan pembangunan ekonomi kreatif yang tidak hanya mengandalkan APBD.
Masih ditemukannya persoalan-persoalan tersebut di Kabupaten Bogor, menjadi salah satu alasan kuat bagi Kang Ade mencalonkan diri menjadi Bupati Bogor pada Pilkada 2024 melalui konsep ‘Ngahadekeun Bogor’ untuk Kabupaten Bogor yang lebih baik.
(Acep Mulyana)