DIDIKPOS.COM – Rapat Koordinasi (Rakor) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN SGD Bandung bertajuk “Menguatkan Akuntabilitas Tata Kelola Akademik dan Administrasi dalam Rangka Penguatan Mutu Tri Dharma Perguruan Tinggi di FAH UIN SGD Bandung”, di hotel Mercure Ancol, Jakarta, pada 23-25 Januari 2020 selesai dilaksanakan dan menghasilkan dua rekomendasi yang jadi program prioritas.
Dekan FAH, Dr. H. Setia Gumilar, M.Si, menjelaskan, penjaringan program-program berbasis analisis kebutuhan (need analysis) dari Program Studi di lingkungan FAH harus memiliki ciri khas dan keunggulan. Untuk Sejarah dan Peradaban Islam, Dr. Samsuddin berusaha untuk melakukan penguatan kajian Islam di Indonesia, Jawa Barat dalam bentuk yang lebih smart bagi kalangan muslim milenial.
“Sedangkan untuk Bahasa dan Sastra Arab, Sastra Inggris, Dr. Andang Saehu dan Dr. Asep Supianuddin memiliki benang merah Prodi Bahasa Asing (Sastra Arab dan Inggris) harus mampu menjadi media, alat untuk mensosialisasikan Islam di Indonesia ke dunia internasional,” katanya, Minggu (26/1/2020).
Kehadiran Guru Besar Ilmu Al-Quran dan Tafsir, Prof. Dr. H. Nurwadjah Ahmad EQ., MA; Guru Besar Ilmu Sejarah, Prof. Dr. Sulasman, M.Hum; Guru Besar Sastra Inggris, Prof. Dr. H. Agus Salim Mansyur, M.Pd; Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M. Pd., MA., Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. H. Dadan Rusmana, M.Ag, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Dr. H. Dedi Supriadi, M.Ag., M.Hum, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Dr. H. Ading Kusdaiana, M.Ag semakin mengaskan pentingnya distingsi keilmuwan setiap Prodi.
Prof. Sulasman memberikan penekanan pada upaya memformulasikan kesadaran sejarah Indonesia bagi kalangan milenial melalui pembelajaran yang akrab dengan teknologi informasi. Untuk Prof. Nurwadjah mewajibkan adanya kajian spiritualitas dan akhlak karimah dalam proses pembelajaran Humaniora, sehingga IT tidak mendegradasi kemanusiaan.
“Sementara itu, Prof. Agus mengingatkan bahwa pembelajaran bahasa Asing (Arab dan Inggris) harus mampu menguatkan bahasa dan budaya Indonesia, bukan malah melemahkan,” jelasnya.
Hasil Rakor FAH yang diikuti seluruh dosen dan tenaga pendidik ini merekomendasikan dua program priositas pada tahun 2020: Pertama, program peningkatan rekognisi (pengakuan) dosen dalam bidang publikasi ilmiah bereputasi nasional dan internasional.
“Hal ini agar pemikiran dan gagasan sivitas akademika FAH dapat diakses dan berdampak pada khazanah keilmuan di tingkat nasional dan internasional. Program ini akan diwujudkan dalam bentuk bantuan publikasi ilmiah bereputasi internasional, bantuan penelitian berbasis wahyu memandu ilmu (WMI), visiting lecture, international collaboration research, dan international conference. Contoh isu yang perlu dikuatkan adalah tentang khazanah Islam lokal dan wahyu memandu ilmu (WMI) sebagai ciri khas dan keunggulan FAH,” paparnya.
Kedua, penguatan kualitas proses pendidikan berbasis IT.
“Implementasinya berbentuk pemaksimalan kurikulum KKNI yang mengafirmasi outcomes based education (OBE) dan edudigital (TI). Berbagai isu dalam pendidikan diharapkan dapat diafirmasi dalam metode pembelajaran dan substansi kajian, seperti kemerdekaan belajar, moderasi Islam, penajaman skill dan kompetensi bidang-bidang keilmuan masing-masing Prodi. Pada akhirnya, muara utama program kedua ini berupaya membentuk karakter mahasiswa dan alumni yang berakhlak karimah, kompeten, berprestasi, dan mendapat pengakuan, baik di tingkat nasional maupun internasional,” pungkasnya. (des)***