5 Fakta Penting Terkait Hari Bahasa Ibu Internasional

Share

DIDIKPOS.COM,- Pada Jumat 21 Februari ini, di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia memperingati hari Bahasa Ibu Internasional.

Lalu, apa sebenarnya hari Bahasa Ibu Internasional itu dan sejak kapan peringatan ini mulai dirayakan? Nah, untuk mengungkap lebih jauh seputar hari Bahasa Ibu Internasional ini, ada beberapa fakta penting dari hari penting ini.

1. Cikal bakal hari Bahasa Ibu Internasional berawal dari usulan warga Bangladesh yang tinggal di Vancouver, Kanada, Rafiqul Islam.
Saat itu, dia mengirim surat kepada Sekjen PBB kala itu, Kofi Annan, yang berisi usulan kepada PBB untuk mengambil tindakan penyelamatan pada bahasa-bahasa di dunia yang jumlahnya makin menipis.

Dalam surat itu Rafikul Islam memilih tanggal 21 Februari karena itu merupakan moment rakyat Bangladesh dalam memperjuangkan bahasa asli mereka menjadi bahasa nasional Pakistan pada 1952.

Usulan itu diterima dan ditetapkan PBB pada 1999 serta mulai diperingati pertama kali pada 21 Februari 2000.

2. Warga Bangladesh yang mengusulkan tanggal 21 Februari sebagai momen penting terkait bahasa ini bukan tanpa alasan. Perjuangan rakyat Bangladesh pada 21 Februari 1952 termasuk dalam catatan sejarah sebagai salah satu peristiwa yang sangat langka terjadi di dunia.

Pecahnya konflik rakyat Bangladesh dengan pemerintah Pakistan pada 1952 itu diakibatkan keputusan memilih Urdu sebagai bahasa nasional.

Padahal, mayoritas masyarakat Pakistan kala itu berasal dari wilayah timur yang kini menjadi Bangladesh. Warga pun beranggapan bahwa bahasa Bangla yang seharusnya menjadi bahasa nasional. Permasalahan inilah yang memicu aksi protes hingga terjadi pembunuhan yang dilakukan aparatur sipil negara hingga memakan korban.

3. Banyak orang yang tak mengetahui secara pasti apa sebenarnya bahasa Ibu itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa Ibu diartikan sebagai bahasa pertama kali yang dikuasai oleh manusia sejak lahir melalu interaksi yang terjadi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya. Artinya, seseorang menguasai bahasa pertama kali karena dipengaruhi oleh keluarga serta orang-orang di lingkungan tempat tinggalnya.

Bahasa Ibu adalah bahasa yang ada di suatu daerah dan biasanya menjadi bahasa yang diajarkan oleh orangtua pada anaknya. Jika seseorang lahir dan besar di lingkungan Jawa maka bahasa daerah Jawa yang akan diajarkan pertama kali. Selanjutnya, bahasa Indonesia dan bahasa asing lainnya dipelajari baik di dalam lingkungan sendiri atau di sektor formal seperti sekolah.

4. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh UNESCO, setidaknya ada 90 negara yang masih memiliki kelompok suku atau etnis yang menggunakan bahasa Ibu. Jumlah bahasa Ibu di seluruh dunia pun mencapai angka 7.000 bahasa.

Namun, fakta di lapangan sangat memprihatinkan. Ada 2680 bahasa yang terancam hilang dari peradaban manusia. Meski ada kurang lebih 370 juta orang yang masih menjadi penutur bahasa Ibu, jumlah ini kian menurun seiring berjalannya waktu.

5. Banyaknya bahasa Ibu yang punah disebabkan oleh faktor regenerasi. Minnie Degawan, warga suku Igorot di Filipina menyebutkan, penyebab utama dari punahnya bahasa Ibu karena tak lagi orang yang menjadi penutur dari bahasa Ibu.

“Di Filipina, pemerintah mengeluarkan aturan untuk menggunakan bahasa ibu di sekolah. Tetapi, tak ada akses yang memberi kesempatan kepada warga mempelajari bahasa ibu. Tak ada guru ataupun materi pelajaran yang bisa mengajarkan anak-anak Filipina bahasa ibu mereka,” ungkap Minnie, dirilis En.unesco.org.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan catatan Kemdikbud.go.id, ada 652 bahasa daerah di Indonesia. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang tercatat oleh Summer Institute of Linguistics sebanyak 719 bahasa dengan 707 di antaranya masih aktif dipakai.

Selamat hari Bahasa Ibu Internasional… Mari kita lestarikan bahasa daerah masing-masing dengan sering menggunakannya setiap hari.***

Sumber: Idntimes.com