Makkah sepi
Madinah sunyi
Kakbah dipagari
Masjid tutup
Jamaah bubar
Jumat batal
Umrah di stop
Haji tak pasti
Lafadz adzan berubah
Salaman dihindari
Corona datang
Seolah-olah membawa pesan
Ritual itu rapuh!
Ketika Corona datang
Engkau dipaksa mencari Tuhan
Bukan di tembok Kakbah
Bukan di dalam masjid
Bukan di mimbar khutbah
Bukan dalam thawaf
Bukan pada panggilan azan
Bukan dalam shalat jamaah
Bukan dengan jabat tangan
Melainkan,
Pada keterisolasianmu
Pada mulutmu yang terkunci
Pada hakikat yang tersembunyi
Corona mengajarimu,
Tuhan itu bukan (melulu) pada keramaian
Tuhan itu bukan (melulu) pada syariat
Tuhan itu ada pada jalan keterputusanmu
Dengan dunia yang berpenyakit
Corona memurnikan agama
Bahwa tak ada yang boleh tersisa
Kecuali Tuhan itu sendiri!
Temukan Dia
16 Maret 2020
Klarifikasi
Dikutip dari turnbackhoax.id, berikut beberapa penjelasan seputar puisi yang mencantumkan nama Mustofa Bisri sebagai pencipta dari puisi “Bubarnya Agama”:
PENJELASAN
(1) First Draft News: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
Selengkapnya di http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S.
- SUMBER membagikan puisi “Bubarnya Agama” karya Said Muniruddin.
- SUMBER menyebutkan Gus Mus sebagai pencipta sehingga menimbulkan kesimpulan yang salah.
(2) Klarifikasi Ienas Tsuroiya, salah satu puteri Gus Mus:
- Di akun Facebook: “Sejak kemaren puisi ini sudah seliweran di TL.
Barusan, ada yang kirim pesan WA, mem-fwd puisi ini tapi nama penulisnya berubah, menjadi nama Abah Ahmad Mustofa Bisri. Entah siapa yang menggantinya.
Ya Allah, orang-orang ini kenapa sih ya? Sudah berkali-kali Abah menyatakan keberatan namanya dibawa-bawa untuk tulisan yang bukan karya beliau. Tetap saja banyak yang ndableg.
Jadi teman-teman, kalau mendapat fwd di WA, puisi di bawah ini dengan mencantumkan nama Abah, tolong hentikan di Anda. Jangan disebar lagi. Syukur-syukur kalau berkenan mengoreksi.
Sekali lagi saya ingatkan, Abah aktif di media sosial. Selain facebook, ada akun beliau di
Twitter : @gusmusgusmu
Instagram : @s.kakung
YouTube: Gus Mus channel (dihandle admin)
Jadi, kalau Anda mendapat kiriman di WAG atau sms, tolong cek dulu di akun resmi di atas. Kalau ngga ada, berarti hoax.
Terima kasih.”
Selengkapnya di http://archive.md/HYXYt (arsip cadangan).–
- Di akun Twitter: “Gaes, kalau mendapat pesan WA berupa puisi berjudul “Bubarnya Agama” dan mencantumkan nama Abah @gusmusgusmu sebagai penulisnya, please STOP di Anda. Jangan disebarkan. Itu bukan karya beliau.”
Selengkapnya di http://archive.md/j6s23 (arsip cadangan).
======
(1) Klarifikasi Ulil Abshar-Abdalla, menantu Gus Mus: “Ada puisi berjudul “Bubarnya Agama”, ditulis Said Muniruddin. Isinya bagus: mengajak kita merenungi wabah corona.
Sebagian orang mungkin menganggap nama Said Muniruddin kurang top, lalu menyebarkan puisi itu, dan penulisnya diganti: Gus Mus.
Biar viral.
Ini tindakan jahat.”
Selengkapnya di http://archive.md/YDMGt (arsip cadangan).
(2) Said Muniruddin: “BUBARNYA AGAMA”
Makkah sepi
Madinah sunyi
Kakbah dipagari
Masjid tutup
Jamaah bubar
Jumat batal
Umrah di stop
Haji tak pasti
Lafadz adzan berubah
Salaman dihindari
Corona datang
Seolah-olah membawa pesan
Ritual itu rapuh!
Ketika Corona datang
Engkau dipaksa mencari Tuhan
Bukan di tembok Kakbah
Bukan di dalam masjid
Bukan di mimbar khutbah
Bukan dalam thawaf
Bukan pada panggilan azan
Bukan dalam shalat jamaah
Bukan dengan jabat tangan”