BANDUNG, DIDIKPOS.COM,- Sebagaimana diketahui pada 4 April 2020, Ikatan Alumni (IKA) Unpad akan menyelenggarakan hajatan besar 4 tahun sekali, Reuni Akbar dan Pemilu Raya yang akan berlangsung di Kampus Unpad, Jln. Dipatikur 35 Bandung.
Sebelum semua itu berlangsung ada beberapa acara yang digelar panitia termasuk mengadakan FGD (Focus Group Discussion) bertema “Quo Vadis IKA Unpad”. Acara yang dihadiri para alumni lintas fakultas, angkatan dan jurusan serta para timses dari ke-6 calon ketua IKA Unpad ini berlangsung di Aula Pikiran Rakyat, Jalan Asia-Afrika 77 Bandung, Rabu (5/3/2020).
“Dalam Pemilu Raya tersebut tentunya akan terpilih ketua IKA Unpad yang baru. Nah untuk membekali para kandidat/calon ketua umum tersebut dirasa perlu ada masukan dari para alumni, senior, bahkan kaum milenial (mahasiswa dan alumni muda) tentang bagaimana wajah IKA Unpad yang diinginkan para steakholder (alumni dan masyarakat umum). Kita jadi tahu akan ke mana arah IKA Unpad, bagaimana IKA Unpad yang ideal itu, yang siap berkontribusi pada para alumni, almamater, dan negaranya. Untuk itulah program ini dibuat, supaya kita dapat masukan yang membangun, agar ke depan IKA Unpad lebih baik”, kata Ketua Umum IKA Unpad, Hikmat Kurnia.
Harapan Hikmat, oganisasi IKA Unpad ke depan jadi solid dan harus bisa menampung semua kebutuhan alumni dan bisa berkontribusi pada almamater dan masyarakat. Karena IKA unpad membawahi para alumni Unpad yang berkiprah di berbagai bidang profesi dan kegiatan. Mereka harus dihimpun jadi satu kekuatan, jadi potensi yang bisa dieksekusi, berkontribusi dengan tindakan-tindakan nyata,
“Ini harus dirumuskan dalam wadah IKA Unpad. Dan, IKA Unpad inilah yang kita harapkan ke depan lebih berdaya, bermanfaat, dan lebih bermartabat” imbuhnya.
Sebagai organisasi para alumni, masih kata Hikmat, tugas utama IKA Unpad adalah mengoptimalkan peran para alumni agar bisa berkontribusi dan bermanfaat baik bagi alumni sendiri, almamater, maupun masyarakat. Hal utama yang harus diperkuat IKA Unpad adalah harus kuat berdaya, harus mampu menyelesaikan keorganisasian dengan baik. Misalnya, bagaimana hubungan dengan IKA Komda (Komisariat Daerah), komfak (Komisariat Fakultas) itu harus dibina. Harus ada aturan main yang jelas, ada sistem pendanaan dan kordinasi yang baik. Kalau semua itu dilaksanakan dengan baik, rasanya IKA Unpad akan jadi rumah para alumni, rumah bersama.
“Dalam kepengurusan saya alhamdulillah sudah terbentuk 7 komda baru dan satu di luar negeri (Washington). Itu dalam rangka mensinergikan semua potensi di daerah dan di luar negeri sehingga alumni Unpad bisa berkontribusi di mana dia tinggal dan berada. Itu menjadi tugas alumni Unpad agar bermanfaat pada lingkungan dan pada masyarakat”, pungkas Hikmat.
Kontribusi Finansial
Sementara Guru Besar Unpad, Prof. Reiza Diena Putra, mengatakan, ke depan kontribusi-kontribusi yang sifatnya finansial menjadi pendorong sebuah perguruan tinggi, termasuk Unpad, untuk bergerak lebih dinamis. Namun yang lebih esensial, kata Reiza , yang nanti menjadi Ketua Umum IKA Unpad bisa mendorong, mengakselerasi yang namanya Kampus Merdeka.
Konsep Kampus Merdeka, kata Reiza, sangat baik diterjemahkan oleh desain perguruan tinggi. Dengan konsep ini beberapa perubahan yang sangat mendasar, seperti konsep Sistem Kredit Semester (SKS) tidak lagi diterjemahkan satu SKS sebagai satu jam pembelajaran tapi diterjemahkan sebagai satu jam kegiatan. Artinya, satu jam di dalam kampus sama dengan satu jam di luar kampus.
Kedua yang lebih esensial lagi adalah kemerdekaan yang diberikan pada mahasiswa, yaitu kemerdekaan menempuh 3 semester kegiatannya di luar program studi,
“Mudah-mudahan ke depan IKA Unpad bisa menterjemahkan ini dalam tatanan akademik” katanya.
Dalam Kampus Merdeka, satu semester (20 sks) memang masih didedikasikan bagi para mahasiswa untuk belajar di luar prodi di dalam kampus. Namun, 40 SKS sisanya diberi kemerdekaan penuh untuk belajar di luar kampus,
“Belajar di luar kampus inilah alangkah baiknya bisa diterjemahkan dalam arti dikolaborasikan oleh IKA Unpad . Bagaimana IKA Unpad turut berkontribusi adanya 40 SKS ini, betul-betul mampu memberikan bekal yang optimal bagi para mahasiswa kita dalam tataran soft skill magang. IKA punya jaringan luas di dalam dan di luar negeri”, tandas Reiza.
Jawab Tantangan Alumni
Kaum milenial dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM juga alumni muda yang baru lulus seperti mantan Ketua BEM Unpad, Ismu, berharap IKA Unpad bisa menjawab tantangan alumni-alumni muda agar bisa menyalurkan (link and match) ke para alumni yang sudah ada di dunia kerja.
“Saya berharap IKA hadir sebagai pembuka dan penuntun jalan bagi alumni muda. Hingga kalau alumni itu besar atas bantuan IKA nantinya gampang dirangkul atau bahkan dengan sendirinya akan besar kecintaannya terhadap Unpad. Itu beda dengan para alumni yang besar oleh dirinya sendiri”, kata Ismu yang mengaku banyak kolaborasi dan dibantu kegiatan IKA Unpad, termasuk mendapat beasiswa.
Rektor Unpad ke-10, Prof Ganjar Kurnia, turut menyumbangkan saran-sarannya. Ganjar adalah aktivis yang handal semasa mahasiswa. Dia pernah aktif di Dewan Mahasiswa dan Senat Mahasiswa serta Damas, juga mendirikan Pramuka Unpad serta Lises Unpad.
Ganjar melihat tantangan di organisasi itu adalah ketika kita tidak membuat program kerja dengan nyata. Jadi program kerja yang dibuat, sering dibuat menggunakan “bahasa GBHN” bukan bahasa yang bisa dioperasionalkan dengan fungsi waktu.
“Sebaiknya ketua atau calon ketua itu dialas saja oleh kita. Kita itu maunya apa, buatlah program oleh kita dan program itu harus dikerjakan oleh ketua. Siapapun ketuanya harus ikuti program itu. Jangan sampai ganti ketua ganti kebijakan, ganti rektor ganti kebijakan, moal beres-beres. Jadi harus ada kontiunitas”, katanya.
Guru Besar Unpad, Prof. Keri Lestari, memberi masukan bagaimana pentingnya para alumni berperan untuk memajukan universitas.
Dikatakannya, ke depan IKA Unpad harus menjembatani magang mahasiswa, terkait salah satu implementasi Kampus Merdeka serta pentingnya media pemersatu untuk penggalangan dana.
“Penggalangan dana ini dalam satu wadah, dalam bentuk Dana Abadi universitas PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum). Juga harus ada sinergi antara alumni dan universitas dalam menguatkan reputasi Unpad di tatanan regional dan global,” terangnya.(asep gp)***