DIDIKPOS.COM – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengunjungi dua sekolah di Kabupaten Tasikmalaya, yakni SMPN 1 Rajapolah dan SMKN 1 Manonjaya. Komisioner KPAI, Retno Listyarti, menegaskan, pihaknya ingin memastikan, kedisiplinan sekolah dalam menerapkan protokol kesehatan menghadapi kebiasaan adaptasi baru.
Retno menjelaskan, pada Juli lalu, KPAI mendapatkan laporan dari masyarakat tentang adanya kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di SMPN I Rajapolah. Kegiatan itu diduga melibatkan 350 siswa baru, pengurus OSIS, dan puluhan guru.
Dalam laporan tersebut disebutkan MPLS dilakukan tanpa menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan menjaga jarak. Pihak sekolah, menurutnya, mengakui adanya kegiatan itu.
“Menurut kepala sekolah hanya berlangsung satu hari dan itu selama 4 jam. Ada pembagian kelas dan pengenalan siswa baru dengan temen-teman sekelas, serta seluruh guru dan pengurus OSIS. Sekolah juga mengklaim pertemuan MPLS itu atas seizin orang tua,” ujarnya, Minggu (13/9/2020).
Sementara itu, kunjungan ke SMKN Manonjaya karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikud) berencana membuka sekolah tatap muka untuk seluruh SMK. Pembelajaran tatap muka ini hanya untuk praktek di laboratorium dan bengkel.
Tujuannya, agar keterampilan para siswa vokasi tetap terasah sehingga kualitas lulusannya tetap baik. Mereka diharapkan tetap bisa bersaing di Industri kerja nantinya.
Retno menuturkan, SMKN Manonjaya sudah memenuhi daftar periksa infrastruktur yang dipersyaratkan. Namun, masih membutuhkan beberapa perbaikan dan tambahan, seperti ruang praktek masih minim sarana adaptasi kebiasaan baru.
“Protokol kesehatan atau standar operasional prosedur adaptasi kebiasaan baru belum seluruhnya dibuat oleh kedua sekolah tersebut,” pungkasnya.
(haf)***