DIDIKPOS.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran menyelenggarakan “Sosialisasi Hotel dan Restoran Tanggap Bencana (Hotana)”, di Shelter Tempat Evakuasi Sementara Pangandaran, Senin (12/10/2020).
Sosialisai digelar untuk meningkatkan sumber daya manusia perhotelan dan restoran yang tanggap bencana. Melalui kegiatan ini, pemilik dan pekerja hotel dapat menambah pengetahuan tentang kebencanaan tsunami. Sehingga, jika terjadi tsunami langsung bisa mengevakuasi tamu hotel.
Hadir pada kesempatan ini Pjs. Bupati Pangandaran Dr. H. Dani Ramdan MT, Asisten Bidang Pemerintahan sekaligus Plt. Kalak BPBD Kabupaten Pangandaran Drs. H. Suheryana MM, Kasatpol PP Undang Sohbarudin, dan pimpinan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Narasumber sosialisasi berasal dari BPBD Provinsi Jawa Barat, Basarnas Bandung, BPBD Kabupaten Pangandaran, FPRB Jabar, ITB, U-Inspire, dan relawan kebencanaan lainnya.
Menurut Plt. Kalak BPBD Kabupaten Pangandaran, Suheryana, mengatakan, melalui sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terutama wisatawan yang akan berkunjung ke Pangandaran.
“Dengan kesiapsiagaan ini artinya orang akan percaya dan datang ke Pangandaran dengan perasaan nyaman dan tenang. Sehingga wisatawan pun betah. Selain itu, agar seluruh pelaku wisata tahu bahwa di Pangandaran ada tempat Evakuasi Sementara,” terangnya.
Pjs Bupati Pangandaran, Dani Ramdan, menyampaikan, Pangandaran sebagai tujuan wisata berkelas dunia perlu dukungan berbagai sektor. Untuk itu, pemerintah akan terus berusaha menunjang pengembangan pariwisata Pangandaran.
“Pangandaran ini punya cita-cita ingin menjadi destinasi wisata kelas dunia. Apa yang kita lakukan untuk itu? Pantainya diperbaiki, hotelnya bagus-bagus, bandara kita siapkan supaya ada penerbangan langsung, jalan tol akan dibangun, jalur kreta api akan dihidupkan kembali. Itu langkah-langkah kita menuju Pangandaran menjadi destinasi kelas dunia,” paparnya.
Namun, lanjut Dani, keamanan dan kenyamannan di Pangandaran pun harus berkelas dunia. Makanya, Pemerintah Kabupaten Pangandaran mengeluarkan program Hotana.
“Ada satu hal lagi yang jangan dilupakan. Destinasi wisata kelas dunia harus mempunyai sistem dan manajemen pencegahan dan penanggulangan bencana kelas dunia juga. Di mana pun di dunia ini semua tempat wisata alam pasti di baliknya itu ada potensi bencananya. Untuk itu, kepentingan wisata dengan kepetingan mitigasi bencana itu harus bersama-sama,” cetusnya.
Dani menambahkan, wisatawan sekarang ini semakin kritis, mereka mencari tempat wisata yang selain indah juga nyaman. Anak milineal, bisa memilih ke mana harus berwisata yang nyaman.
“Sebagai para pelaku wisata, sebagai ujung tombak, kita ingin membangun paradigma baru wisata bukan hanya indah, nyaman, dan tempatnya bagus tetapi safety,” pungkasnya.
Diketahui, peserta yang mengikuti “Sosialisasi Hotel dan Restoran Tanggap Bencana (Hotana)” ini sebanyak 328 orang. Acara diselenggarakan selama 5 hari dan diikuti manager hotel, supervisor, hause keeping, door maan (poor ter) resepsionis, room service, scurity, waiters, dll. (des)***