DIDIKPOS.COM – Ditjen Kebudayaan Kemendikbud menggelar Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) pada 31 Oktober – 30 November 2020. Perhelatan yang memasuki tahun ke-2 ini berlangsung secara daring.
Dalam siaran pers dari Ditjen Kebudayaan disebutkan, situasi pandemi virus Corona membuat PKN 2020 ini diselenggarakan dalam daring (online) sebagaimana seluruh program dalam PKN.
“PKN 2020 menjadi sebuah perhelatan kebudayaan tradisi melalui daring yang terbesar di dunia. Melibatkan 4.791 seniman dan pekerja seni, 27 tema konferensi, 93 pergelaran, 1.477 karya seni rupa dipamerkan secara virtual dalam 5 ketegori pameran,” kata Dirjen Kebudayaan Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid.
Kelima kategori pameran itu yakni:
Pertama, Kompetisi Daerah yang merupakan kompetisi seni khas dari setiap provinsi di Indonesia.
Kedua, Kompetisi Nasional, yang merupakan kompetisi permainan tradisional yang dilaksanakan secara berjenjang, dari desa hingga ibu kota.
Ketiga Konferensi Pemajuan Kebudayaan berupa ruang pencerahan publik yang bertujuan untuk mempersiapkan perencanaan pembangunan berbasis kebudayaan.
Keempat, Ekshibisi Kebudayaan yang merupakan pameran artefak-artefak kebudayaan, purwarupa teknologi pemajuan kebudayaan hasil inovasi dari Kemah Budaya Kaum Muda, serta karya-karya unggulan dari kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.
Kelima, Pergelaran Karya Budaya Bangsa. Ini merupakan pertunjukan seni dan pawai dengan tema parade digdaya Nusantara yang menggalang partisipasi dari pelaku budaya se-Indonesia. Pergelaran seni yang akan ditampilkan meliputi defile tarian tradisional, koreografi bela diri, dan rampak perkusi Nusantara.
Presiden Joko Widodo saat membuka PKN 2020, Sabtu (31/10/2020), mengatakan, digelar PKN menjadi pembuktian sikap optimis dan pantang menyerah dari budayawan dan pelaku seni di tengah masa pandemi.
“Pekan Kebudayaan Nasional adalah bukti bahwa budayawan dan pelaku seni tidak tunduk pada pandemi. Di tengah kesulitan dan tantangan yang dihadapi, semua terus berkreasi, terus optimis dan terus bergerak maju membangun memori masa depan yang lebih baik,” kata Presiden.
Presiden Jokowi melihat pantang menyerah bangsa Indonesia itu telah terbentuk oleh tantangan alam, dari kondisi geografis Nusantara.
“Selama berabad-abad nenek moyang kita telah bersahabat dengan semua tantangan tersebut, menjaga harmoni dengan alam, membangun kebudayaan dan nilai-nilai keutamaan diatasnya,” ungkapnya.
“Kepada semua pihak, teruslah berkarya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, terus menggali kearifan lokal dalam menghadapi bencana dan menghargai bumi dengan sehormat-hormatnya,” tandas Presiden.
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim juga tampil dalam pembukaan PKN 2020 bertajuk “Napas Bumi” tersebut. Nadiem membacakan Prolog Napas Bumi.
Sementara Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid membacakan puisi dengan iringan lagu dari penyanyi cilik, Naura.
“Napas Bumi” adalah pergelaran pertunjukan kolosal yang menampilkan kolaborasi tarian nusantara, hasil karya seniman dan budayawan Nusantara. (des)***