Oleh Kandida LG
SEDARI dulu aku tak suka sampah. Makanya hingga kini aku tak mau nyampah. Sumpah!
Umpatan itu sering kuucapkan di dalam hati kecil. Mengapa? Karena aku sangat sering melihat sampah di mana-mana.
Aku prihatin. Mengapa ada orang tega meletakkan sampah seenaknya. Tadi kusaksikan lagi ibu-ibu melemparkan kantong keresek yang isinya sampah. Bayangkan, di tengah jalan raya.
Ada pula yang membuangnya ke kebun, halaman, gang, atau selokan dan sungai. Lalu, aku harus diam? Ya, tidaklah! Minimal aku sendiri tidak mengikuti jejak mereka. Bahkan aku berani memberi tahu teman atau saudara tentang itu.
Paling tidak … menulis ini demi kebaikan semua. Cinta lingkungan dan sekitar kita adalah wajib. Salah satunya, ya … Jangan buang sampah seenaknya!
Ini teramat penting untuk diperhatikan. Memilah sampah organik dan non organik bagian kegiatan penting. Selanjutnya memanfaatkan atau membuang sampah secara teratur. Tempat, waktu, dan jenis sampahpun harus diperhitungkan.
Jangan buang sampah sembarangan!
Nah, kalimat ini mudah kita tulis, baca! Tapi, mudah pula diabaikan. Makanya, sebagai manusia cinta diri dan cinta Alloh… Sebaiknya mampu memperlakukan sampah secara proporsional.
Saudaraku!
Kita tidak harus bosan untuk mempedulikan sampah. Karena sampah bisa bersahabat bila kita pedulikan. Sebaliknya, sampah akan menjadi musuh atau malapetaka jika tidak diperhatikan.
Selamat bersahaja dan bersahabat, walau dengan sampah!
Indonesia layak dan wajib kita selamatkan! ***
Kandida LG, pendidik, tinggal di Sukasari, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis.
Redaksi didikpos.com menerima tulisan dari pembaca berupa artikel, feature, essay. Tulisan dikirimkan melalui email: didikposmedia@gmail.com.