Oleh Agus Nurjaman, S.Pd.
MENGAJAK masyarakat untuk memahami dan meneladani nilai perjuangan para pahlawan terdahulu menjadi penting di zaman sekarang, tentunya dengan pola yang kekinian. Mengingat pemahaman literasi sejarah pada zaman milenial ini mulai terkikis. Hal ini akan sangat berpengaruh pada pembentukan karakter generasi bangsa. Oleh karenanya perlu disampaikan makna dari nilai-nilai perjuangan para pahlawan terdahulu kepada generasi muda.
Generasi yang hidup di era digital ini menguasai sistem teknologi dengan baik. Dengan demikian sangat memiliki andil dalam penyampaian makna sebuah perjuangan melalui berbagai media sosial kepada rekan mereka. Di era teknologi informasi yang sudah begitu canggih bisa membawa perubahan yang positif ataupun negatif hampir di semua bidang, baik ideologi, politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Salah satu dampak negatif adalah terkikisnya nasionalisme di kalangan generasi muda khususnya. Maka dari itu seiring dengan berkembangnya zaman, penguatan pemahaman nilai-nilai sebuah kepahlawanan bisa disampaikan melalui jejaring sosial.
Tidak bisa dipungkiri penguasaan teknologi pada saat sekarang didominasi oleh para generasi muda. Penggunaan medium-medium komunikasi digital, media sosial, dan hal-hal kreatif lainnya yang memikat, sangat mungkin dilakukan oleh generasi ini. Dengan demikian informasi penguatan karakter melalui teknologi canggih ini sangat diharapkan bisa menjadi pelindung ideologi bangsa. Mereka sangat diharapkan bisa menjadi pejuang di era pandemi seperti sekarang ini dengan menyebarkan informasi nilai-nilai ideologi bangsa.
Di era yang penuh dengan kekhawatiran dan ketakutan, perjuangan terasa lebih berat, jika dibandingkan dengan perjuangan pada zaman dahulu yang sudah jelas musuhnya. Sedangkan pada saat ini musuh yang harus dilawan tidak terdeteksi dengan kasat mata.
Selain itu kita juga dipaksa harus melawan rasa malas dan kejenuhan yang sangat mendera sampai pengaruh-pengaruh negatif yang bertebaran di media sosial.
Ada pula masalah lain berupa ancaman yang berasal dari luar negeri yang datang silih berganti. Ancaman bagi bangsa Indonesia saat ini bukan lagi dalam bentuk kontak persenjataan, namun lebih kepada ancaman berupa gerakan-gerakan separatis dan teroris yang masuk ke Indonesia melalui dunia maya (seperti: Facebook, Youtube, dan laman-laman lainnya yang tersedia di internet). Ancaman tersebut memberikan dampak dalam bentuk paham, budaya, dan ideologi luar yang bertentangan dengan ideologi Pancasila, pada akhirnya bangsa ini menjadi terjajah budaya luar.
Dengan banyaknya kemudahan yang diperoleh generasi muda terutama para pelajar dan mahasiswa dalam mengakses hal tersebut dapat menyebabkan meluasnya penyebaran ancaman yang ada sehingga bisa mempengaruhi mental para generasi muda. Bahkan tidak jarang melemahkan motivasi belajar yang merupakan bagian penting di masa pandemi ini. Kemudahan yang diperoleh generasi muda itulah justru akan menjadi bumerang bagi bangsa ini.
Maka, perlu adanya penanaman dan penguatan ideologi kepada generasi muda guna membentengi bangsa dari pengaruh yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Memaknai nilai perjuangan ini salah satunya dengan lebih giat belajar dan memperbaiki karakter, itulah bentuk perjuangan yang bisa dilakukan di era milenial ini. Bentuk perjuangan melawan segala pengaruh buruk yang akan menyerang ideologi bangsa sehingga berdampak pada menurunnya nasionalisme bangsa.
Tidak berlebihan rasanya jika kita sematkan julukan kepada mereka sebagai pahlawan yang kekinian. Di saat Covid-19 merebak, tak pelak lagi mereka harus melawan keganasan virus yang mengancam setiap saat.***
Penulis adalah Guru Bidang Studi Bahasa Inggris di SMPN 1 Pasirjambu Kabupaten Bandung.
Redaksi didikpos.com menerima tulisan dari pembaca berupa artikel, feature, essay. Tulisan dikirimkan melalui email: didikposmedia@gmail.com.