JAKARTA, DIDIKPOS.COM – Kala awal CEO Gojek Nadiem Makarim ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) bermunculan spekulasi sekaligus gurauan netizen soal aplikasi Gojek yang “Goes To School” atau ikut masuk ke sekolah.
Namun ternyata itu bukan sekadar spekulasi. Kini, aplikasi Gojek tidak hanya berfungsi mengantar siswa atau mahasiswa ke sekolah atau kampus saja. Aplikasi itu sudah dapat digunakan orangtua untuk melakukan pembayaran sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) atau kegiatan terkait pendidikan lain.
“Orangtua dan wali murid kini dapat membayar SPP dan biaya pendidikan lain seperti buku, seragam, dan kegiatan ekstrakurikuler dengan GoPay. Pembayaran dapat dilakukan melalui aplikasi Gojek di fitur GoBills,” kata Tim Komunikasi GoPay, Elsa Hestriana, dalam rilis resmi yang diterima Didikpos.com, Selasa (18/2/2020).
Menurut Elsa, saat ini sebanyak 180 lembaga pendidikan seperti pesantren, madrasah, sekolah dan tempat kursus di Indonesia telah terdaftar di GoBills.
Fitur baru ini, lanjutnya, dapat ditemui oleh pelanggan Gojek melalui fasilitas Payments (Pembayaran), pilih fitur “GoBills”. Lalu,terdapat pilihan “Schools” (sekolah) dengan penanda penanda “New” di sudut kiri atas sebagai petunjuk fitur layanan baru.
“Saat masuk di dalamnya, pelanggan dihadapkan pada pilihan beberapa lembaga pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA, SMK, Pesantren, Universitas, Akademi hingga Yayasan Pendidikan sesuai dengan tujuan pembayaran yang diinginkan,” terangnya.
Senior Vice President Sales GoPay, Arno Tse, menuturkan, layanan terbaru ini membebaskan orangtua dan wali murid untuk membayar pendidikan anak di mana saja dan kapan saja tanpa harus hadir ke sekolah.
Kata dia, melalui fitur GoBills dapat membantu orangtua yang sibuk dengan pekerjaan dalam mengurusi soal administrasi pembayaran pendidikan.
“Orangtua yang sibuk dapat fokus dengan kepentingan lain seperti pekerjaan tanpa khawatir akan melewatkan tenggat pembayaran. Selain itu, fitur baru ini akan memudahkan lembaga pendidikan dalam pelaporan dan keamanan transaksi keuangan,” katanya.
Aryo memaparkan, selain memudahkan para orangtua, lembaga pendidikan yang tergabung juga ikut merasakan manfaat transaksi digital, di antaranya penerimaan iuran yang jelas dan pencatatan transaksi yang lebih rapi dan teratur.
“Diharapkan fitur GoBills dapat menjangkau lebih banyak lagi lembaga pendidikan di seluruh Indonesia untuk menerapkan pembayaran digital,” tuturnya.
Di bidang pendidikan, GoPay telah membantu madrasah dan juga beberapa universitas untuk mengimplementasikan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
QRIS merupakan standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia untuk mempermudah, mempercepat proses transaksi dengan tetap terjaga keamanannya.
Pada awal 2019, GoPay juga telah menjadi uang elektronik pertama yang membangun ekosistem non-tunai dengan 50 SMK di Jakarta Utara.
Diketahui, pendiri Gojek Nadiem Makarim telah menyatakan mundur dari jabatannya sebagai CEO Gojek. Pernyataan ini Nadiem sampaikan seusai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) sehubungan pengumuman jajaran Kabinet Kerja Jilid 2, Senin (21/10/2019).
“Posisi saya di Gojek sudah mundur dan tidak ada kewenangan sama sekali. Tidak ada kekuasaan apa pun di dalam Gojek,” jelas Nadiem, dikutip Kompas.com.(des)***