DIDIKPOS.COM – Siswa enerjik ini bernama lengkap Doni Hamdani. Beragam prestasi terkait dengan puisi diraih siswa kelas XI Jurusan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran SMKN 1 Kadipaten, Kabupaten Majalengka itu.
Pada 2018, Doni meraih Penulis Puisi Terpilih dan masuk 100 besar event tingkat nasional yang digelar Penerbit Lintang Indonesia.
Lalu, masih pada 2018, siswa kelahiran Majalengka, 11 Juni 2003 itu dinobatkan sebagai Terbaik III dalam ajang Lomba Cipta Puisi event Penerbit Poem Indonesia Tingkat Nasional.
Berlanjut pada 2019, Doni mendapat penghargaan Penulis Terpilih event Cipta Puisi Penerbit Poetry Publisher Tk. Nasional.
Doni pun pernah dinobatkan sebagai Juara Harapan III Monolog Bulan Bahasa se-Wilayah 3 Cirebon pada 2019 dan Juara II Lomba Maca Wangsit Siliwangi dalam rangka memperingati hari Boden Powell pada 2019.
“Puisi-puisi saya juga pernah terbit di media cetak dan elektronik seperti Radar Cirebon, Radar Tasikmalaya, dan Suara Merdeka,” terang Doni kepada Didikpos.com, Minggu (23/3/2020).
Siswa yang memiliki hobi menulis ini menuturkan, raihan prestasinya selama ini didorong keinginannya untuk membanggakan kedua orang tua dan guru.
Kata dia, tentunya, setiap melangkah tak selalu berjalan mulus. Antara berhasil dan gagal ibarat dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan.
“Namun, setiap kegagalan, aku jadikan motivasi untuk memperbaiki kesalahan. Ya, meskipun terkadang ada saja rasa putus asa tetapi selalu ada saja cahaya yang tidak tahu datangnya dari mana. Mungkin itu kehendak Allah untuk menguatkanku terus berkarya,” cetus Doni.
Siswa yang kini tengah membuat antologi puisi bersama yang diselenggarakan Penerbit Benito Publisher itu, memang memiliki tekad kuat terus berkarya. Kuncinya adalah optimis, ikhtiar, dan tawakal.
“Lima kali saya gagal dalam lomba baca puisi. Aku pun mengalami gagal tembus media cetak dan online. Sampai akhirnya Allah menjawab semua ikhtiar dan doa saya. Kita sebagai manusia biasa hanya bisa berusaha,” terangnya.
“Aku rajin nulis puisi, curat-coret di buku. Pokoknya lawan rasa malas untuk tidak menulis setiap harinya. Biarkan waktu yang akan menjawab kelayakan naskah kita di mata para kurator,” pungkas Doni. (des)***