DIDIKPOS.COM – Kepala Desa (Kades) Kanekes, Suku Baduy, Kabupaten Lebak, Banten, Jaro Saija, membantah isu yang menyebutkan kegiatan wisata ke pemukiman Suku Baduy ditutup. Pernyataan itu ditegaskan dalam musyawarah adat masyarakat Baduy yang diselenggarakan Jumat (11/7/2020).
Saija mengatakan, Suku Baduy tidak akan menutup diri dari kunjungan orang luar seperti yang diisukan. Menurutnya, memutus tali silaturahmi dengan menutup kegiatan kunjungan orang luar bukanlah kebiasaan Suku Baduy.
“Kalau ditutup lebih ripuh (repot), satu masalah ekonomi, kedua persahabatan bisa putus. Kalau Saba (silaturahmi) ditutup berarti menutup silaturahmi, bisa pecah belah dan jadi bumerang,” jelas Saija, Sabtu (11/7/2020), dilansir Republika.co.id.
Menurut Saija, adanya isu penutupan kunjungan ke pemukiman Suku Baduy disampaikan oleh orang lain di luar warga Baduy.
“Kejadiannya pihak ketiga yang mengaku dari lembaga adat bahwa akan diubah seperti itu, tidak tahu asalnya, tidak tahu artinya kok ujug-ujug mau dirubah,” katanya.
Ditandaskannya, pihaknya akan memanggil yang bersangkutan dan meminta penjelasan terkait munuculnya isu itu. Menurutnya, wacana atau permintaan apa pun yang berkaitan dengan Baduy seharusnya dikoordinasikan dahulu dengan setiap pihak.
“Harapan kita kesalahan kemarin harus jangan terulang kembali, tolong bantu Polres, Dispar. Saya sebagai Kades Kanekes kalau ada apa-apa harus dengan saya musyawarahnya,” ujarnya.
Diketahui, isu penutupan wisata Baduy sempat viral dan cukup menyita perhatian setelah ada pihak yang mengaku sebagai perwakilan ketua adat Baduy mengirimkan surat permohonan penutupan langsung ke Presiden Jokowi. (des)***