DIDIKPOS.COM – Olimpiade Biologi Internasional (IBO) 2020 yang sebelumnya akan diselenggarakan di Nagasaki, Jepang, pada 2-11 Juli 2020, digelar secara daring pada 7-13 Agustus. Dalam event yang digelar di tengah pandemi Covid-19 ini, empat peserta Tim Olimpiade Biologi Indonesia bersaing menjadi peserta terbaik.
Keempat peserta tersebut Ahmad Rizky, siswa SMAN 3 Malang Provinsi Jawa Timur; Farrel Alfaza Marsetyo, siswa MAN Insan Cendekia Serpon Provinsi Banten; Nathanael Tjandra, siswa SMAK Calvin DKI Jakarta; dan Joan Nadia, siswi SMAK IPEKA Tomang, DKI Jakarta. Keempat peserta tersebut merupakan alumni Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2019 yang digelar di Manado, Sulawesi Utara.
IBO Challenge 2020 dibuka secara resmi pada 7 Agustus 2020, dilanjutkan dengan diskusi substansi soal serta penerjemahan soal ke bahasa masing-masing pada 8-10 Agustus. Pelaksanaan tes dibagi menjadi dua bagian yaitu tes praktikum pada 11 Agustus dan tes teori pada 12 Agustus.
Tes praktikum meliputi praktikum Fisiologi Hewan selama tiga jam dan praktikum Bioinformatik selama 1,5 jam. Sementara itu, tes teori mencakup dua set tes teori masing-masing selama tiga jam. Sistem penilaian berdasarkan pada bobot yang sama antara tes praktikum dan tes teori. Pengumuman hasil akhir akan dilakukan pada 24 Agustus 2020.
Untuk menjunjung tinggi nilai integritas, sebelum melaksanakan tes, keempat peserta melakukan sumpah melalui zoom meeting disaksikan panitia dari Pusat Prestasi Nasional.
Salah satu peserta IBO 2020, Joan Nadia, menuturkan, sumpah peserta perlu dilakukan di tengah kompetisi secara daring.
“Yang paling menyolok (terlihat) di sini tentang integritas, karena dengan situasi yang online seperti ini, titik untuk terjadi kecurangan itu sangat banyak, sangat rawan kecurangan. Jadi kita di sini belajar meskipun banyak peluang untuk curang tapi kita tetap berpegang pada integritas sebagai bangsa Indonesia,” ujarnya, dirilis Sindonews.com, Kamis (13/8/2020).
Joan menambahkan, mengikuti lomba secara daring merupakan yang pertama. Ia bersyukur bisa mengikuti lomba dan telah melakukan persiapan melalui daring.
“Kompetisi secara online ini hal yang baru buat saya, tapi saya bersyukur bisa mengalaminya. Untuk persiapan saya di rumah, tidak mirip seperti kalau offline dengan baca materi dan jawab soal, yang berbeda adalah pelatihan yang diberikan oleh Tim Olimpiade Biologi Indonesia itu lewat zoom secara daring, dan pelatihan itu memberikan banyak pengetahuan baru buat saya, dan saya berusaha memahami materi itu dengan cepat,” terang Joan.
Tim Pembina Olimpiade Biologi Indonesia dari ITB, Ahmad Faisal, mengatakan para peserta IBO 2020 memiliki kesempatan untuk terlibat dalam International Group Project melalui proyek kolaborasi dengan siswa dari negara lain.
“Proyek kolaborasi ini untuk memecahkan permasalahan terkait empat topik yang disediakan yaitu Infectious Diseases, Biodiversity and Oceans, Genome Editing, Evolution,” sebutnya. (haf)***