DIDIKPPOS.COM – Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) memiliki nuansa lain setelah masuknya cabang Musabaqoh Menulis Kandungan Al-Quran (M2KQ).
Dalam cabang ini, peserta menyampaikan gagasan berbentuk tulisan. Gagasan ini diharapkan menjadi inspirasi dan berkonstribusi bagi peradaban.
Cabang M2KQ sendiri digagas ole Guru Besar UIN Bandung, Prof. Dr. H. Asep Saeful Muhtadi MA dan mulai diperlombakan di MTQ Jabar sejak 2003 serta masuk di tingkat nasional sejak 2010.
Kini, untuk menambah bobot ilmiahnya, cabang M2KQ berganti nama menjadi Cabang Karya Tulis Ilmiah Al-Quran (M-KTIA).
Pada MTQ Jabar ke-36 di Subang pada 3-11 September 2020, cabang M-KTIA diikuti 20 peserta puteri dan 18 peerta putera, utusan dari berbagai Kabupaten/Kota.
Pada cabang ini sejumlah civitas akademika UIN SGD Bandung, melakukan pengabdian di tengah masyarakat melalui peran mereka sebagai Dewan Hakim di berbagai cabang MTQ. Khusus untuk cabang M-KTIA tahun ini, Dewan Hakim diketuai oleh Dr. H. Agus Ahmad Syafei, M.Ag dan melibatkan Dewan Hakim anggota yaitu Prof. Dr. H. Anton Athoilah, M.BA, Dr. H. Aep Kusnawan, M.Ag, Dr. H. Enjang As, M.Si, M.Ag, Dr. H. Dadan Suherdiana, M.Ag, Dr. Dede Rodliana, dan Dr. Eni Zulaeha, M.Ag.. Adapun Sekretaris Majelis yaitu Dasuki, S.I.P.
Menurut Dewan Hakim cabang KTIA yang juga Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat (PKM) LP2M UIN Bandung, Dr. H. Aep Kusnawan, M.Ag., keterlibatan civitas akademika UIN Bandung pada MTQ cabang ini, sebagai bentuk pengabdian UIN Bandung pada dunia akademik di tengah masyarakat, yang juga kepedulian warga UIN Bandung kepada peradaban.
“Itulah arti penting tuliasan bagi peradaban. Terlebih tulisan yang diwarnai oleh kandungan Al-Quran, maka bobot gagasan yang tertulisnya diharapkan menjadi wahyu Al-Quran menginspirasi gagasan para penulisannya,” pungkasnya. (des)***