DIDIKPOS.COM – Sebanyak 110 dosen UIN Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung mengikuti Workshop Peningkatan Mutu Pengabdian bertajuk “Implementasi Paradigma Pengabdian kepada Masyarakat”, di Hotel Shakti Bandung, Selasa (27/10/2020).
Dalam kegiatan yang dibuka oleh Rektor UIN Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si., itu, tampil narasumber Kepala Subdirektorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) Dirjen Pendis Kementerian Agama (Kemenag), Dr. Suwendi, M.Ag.. Workshop dipandu oleh Dr. H. Aep Kusnawan, M.Ag.
Rektor UIN Bandung, Prof. Mahmud, sangat mengapresiasi ikhtiar Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu perguruan tinggi di bidang penelitian dan pengabdian.
“Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada LP2M. Di tengah pandemi Covid-19 masih bisa melakukan kegiatan rutinitas untuk meningkatkan mutu penelitian dan pengabdian. Tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, pakai masker, berjarak, cuci tangan,” katanya.
Menurutnya, dalam menghadapi situasi seperti ini, dosen UIN Bandung harus tampil memberikan solusi dan bermanfaat di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.
Untuk urusan Covid-19, lanjutnya, harus menggunakan dua pendekatan. Pertama, secara lahir (medis) mengikuti aturan-aturan protokol Covid-19, yakni jaga jarak, bermasker, cuci tangan, di rumah aja.
Dan kedua, pendekatan batin (agama) seperti berdoa setiap pagi dan sore, dawam wudhu, jangan mendatangi tempat yang sudah terkena wabah, serta banyak beristighfar.
“Oleh karenanya, kehadiran mata kuliah metodologi pengabdian sangat diperlukan untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi karena selama ini baru ada mata kuliah metodologi penelitian. Padahal antara penelitian dan pengabdian itu tidak bisa dipisahkan,” jelasnya.
Kepala Subdirektorat PPM Dirjen Pendis, Suwendi, menuturkan, UIN Bandung merupakan salah satu perguruan tinggi yang aktif di bidang penelitian dan pengabdian.
“Penelitian topnya di UIN Bandung. Untuk urusan Publikasi seperti BCRR, UIN Bandung juaranya. Kehadiran jurnal Sinta 1 dari UIN Bandung, diharapkan menjadi kenyataan,” paparnya.
Dikatakannya, hubungan antara penelitian dengan pengabdian harus ditingkatkan. Tanpa membudayakan tulis menulis, tidak akan berkembang dengan baik tradisi penelitian dan pengabdian.
“Penelitian dan pengabdian tak bisa dipisahkan. Penelitian tidak hanya mengisi ruang-ruang kosong, tapi harus beriringan saling melengkapi untuk mendorong publikasi ilmiah yang lebih baik,” tuturnya.
Ia menambahkan, kehadiran mata kuliah metodologi pengabdian kepada masyarakat sangat dinantikan untuk menjadi distingsi.
“Bila UIN Walisongo pada pada hari santri berhasil mempublikasikan 5.000 video moderasi beragama, maka untuk UIN Bandung, seperti yang diharapkan oleh Rektor desain dan naskah akademik mata kuliah, kurikulum pengabdian sangat ditunggu sebagai distingsi pengabdian UIN Bandung. Selama ini UIN Bandung sudah memiliki distingsi pengabdian tentang kefir, robot yang sudah tidak diragukan lagi,” tandasnya.
Ketua LP2M UIN Bandung, Dr. Husnul Qodim, M.A, menyebutkan, Workshop ini sebagai ikhtiar untuk melakukan sosialisasi Keputusan Dirjen No 3091 tentang paradigma pengabdian kepada masyarakat tahun 2020. Selain itu, membangun sinergi dan kolaborasi untuk pengembangan potensi pengabdian prodi-prodi di lingkungan UIN Bandung.
“Rumah pengabdian sebagai wahana bertemunya para dosen pegiat pengabdian untuk saling betukar pikiran, gagasan, metodologi, pengalaman pengabdian serta mensinergikan berbagai program dan gerak langkah para pengabdi UIN Bandung. Tujuannya agar lebih bersinergi, bisa berkolaborasi, saling mengisi dan melahirkan inovasi dan membentuk distingsi ragam model pengabdian UIN Bandung,” ujarnya. (des)***