Ide Gila, Dosen UIN Bandung Ini Targetkan Konferensi Jadi Tugas Akhir Mata Kuliah

Share

DIDIKPOS.COM – Kebijakan dan pencapaian pembelajaran mata kuliah menjadi salah satu indikator penilaian akreditasi. Untuk itu, agar pembelajaran berhasil, dosen dituntut kreatif dalam mengelola perkuliahan.

Diketahui, dalam menyelenggarakan pembelajaran, dosen mula-mula penyusun rencana program pembelajaran semester. Dalam rencana ini dirancang target capaian (outcome) pembelajaran mata kuliah.

Dosen pengampu mata kuliah Ilmu Hadis di Jurusan Agroteknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Wahyudin Darmalaksana, misalnya, berusaha merancang capaian pembelajaran suatu mata kuliah berupa artikel yang dipresentasikan di konferensi.

“Semula saya ragu tetapi kemajuan mahasiswa luar biasa. Bahkan, ada yang sudah rampung menulis artikel sebelum pertengahan semester,” ungkapnya saat ditemui di Kampus I Jalan AH. Nasution 105 Bandung, Selasa (10/11/2020).

“Target capaian konferensi diterapkan di semester I. Semester I punya motivasi hebat. Belajar akses repositori sangat cepat. Penguasaan aplikasi references relatif tidak ada masalah. Terhadap template artikel sangat adaptif,” lanjutnya.

Dikatakanya, dirinya agak ragu juga. Sebab materi yang disampaikan cukup berat yakni takhrij dan syarah hadis. Untungnya praktik itu ditunjang berbagai perangkat aplikasi. Mahasiswa tampak lancar dalam menerapkan aplikasi.

Pencapaian ternyata melebihi ekspektasi yang semula mentargetkan keluaran berupa himpunan mini artikel dalam bentuk book chapter, ISBN, dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

“Ternyata hasil latihan mahasiswa memenuhi kelayakan untuk disertakan di konferensi. Proses latihan mengacu template. Hasil latihan disetorkan melalui email per paragraf. Setiap paragraf direviu dan dikirim ulang ke mahasiswa sebagai feedback. Reviu dan feedback terbukti meningkatkan kualitas tulisan dari naskah awal hingga selesai,” paparnya.

“Cek plagiasi dilakukan untuk melihat similarity. Juga paraphrase untuk memperkecil similarity. Terakhir saya anjurkan untuk terjemah dengan menerapkan mesin translate. Jika Bahasa Indonesia udah rapi dipastikan mesin translate tidak eror,” sambungnya.

Ada beberapa konferensi call for paper jelang akhir tahun 2020 ini. Wahyudin mengarahkan mahasiswa untuk submit artikel ke konferensi. Jika lolos maka mereka akan presentasi artikel di konferensi. Setelah menerima ulasan dari juri dan tanggapan dari peserta konferensi, artikel akan disempurnakan. Peluang terbit di jurnal minimal di special issue sangat besar.

“Mahasiswa mampu melakukan percepatan yang luar biasa. Nanti mereka yang sudah di depan ini berperan meng-advice sejawatnya. Termasuk reviu antar-sejawat sehingga feedback tidak terlampau berat,” ungkapnya.

Target pembelajaran ini diterapkan bagi Kelas A, B, dan C Semester I Jurusan Agroteknologi Fakultas Sains dan Teknologi. Target dan kemajuannya telah disampaikan ke Dekan Fakultas Sains dan Teknologi. Laporan berkala juga disampaikan ke Ketua Jurusan Agroteknologi.

“Mahasiswa mampu untuk mengejar target capaian konferensi. Mahasiswa generasi millennial itu luar biasa. Kita perlu cara yang luar biasa pula,” pungkasnya. (des)***