DIDIKPOS.COM – Keberadaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung harus menjadi garda terdepan dalam melakukan internasionalisasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).
Pernyataan itu disampaikan oleh Wakil Rektor IV, Prof. Dr. Hj. Ulfiah, M.Si saat Rapat Evaluasi Bidang Kerjasama dan International Office, di gedung O.Djauharuddin AR UIN Bandung, Senin (30/11/2020). Dalam kesempatan itu hadir narasumber Dr. Pepi Siti Paturohmah dari International Office (IO).
Diketahui, sejak tahun 2015 Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Senior Experten Service (SES), yaitu salah satu lembaga internasional non-profit dari Jerman yang fokus menjalin kerjasama internasional.
Tujuan program ini meliputi kurikulum, proses pendidikan dan pembelajaran, melakukan penelitian dan publikasi, pengabdian kepada masyarakat, tata kelola, manajemen Perguruan Tinggi, kerjasama antara PTKIN dengan universitas, dunia industri, dan lain sebagainya.
“Dasarnya (Kerjasama dan International Office), keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 7334 tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Program Senior Experten Services tahun 2020. Semuanya dilakukan untuk meningkatkan daya saing di level internasional,” kata Prof. Ulfiah.
Prof. Ulfiah mengatakan, sumber daya manusia sebagai penguatan legitamasi kekuatan peningkatan kuantitas dan kualitas untuk kemajuan kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
“Kita perlu melakukan kerja sama karena gerak organisasi kita bukanlah organisasi superman, tapi super team yang melakukan kerja bareng. Modal ini harus kita rawat dalam melakukan go internasional, sesuai visi dan misi kampus tercita,” tegasnya.
Narasumber Rapat Evaluasi, Dr. Pepi Siti Paturohmah dari International Office (IO), menuturkan, mekanisme pelaksaan program dilakukan dengan cara pengajuan permohonan bantuan tenaga ahli, melakukan verifikasi pengajuan, dan pelaksanaan kegiatan yang meliputi durasi dan lingkup Kegiatan.
“Sebagai contoh Program Senior Experten Service (SES) dari Jerman ini dilaksanakan minimal tiga minggu sampai maksimal enam) bulan. Dengan melibatkan tenaga ahli yang sama dapat diundang kembali sesuai dengan kebutuhan PTKIN,” terangnya.
Ditambahkannya, dengan menghadirkan narasumber mulai dari konsultan ahli pengembangan kurikulum, konsultan ahli manajemen mutu PTKIN, sampai pada keterlibatan dalam penyusunan penelitian dan program pengabdian, menjadi sebuah keharusan dalam rangka mengingatkan kualitas SDM, terutama di lingkungan UIN Bandung.
Kepala Biro AUPK Ahmad Luthfi, MM, menyampaikan perlunya penguatan internationalisasi di PTKIN guna penguatan sumber daya manusia (SDM).
(des)***