P2G: Tunda Asesmen Nasional

Share

DIDIKPOS.COM – Kepala Bidang Advokasi Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) Iman Zanatul Haeri meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menunda asesmen nasional.

Ia mengungkapkan, semasa pandemi, ada banyak masalah psikologi yang dialami siswa, guru, dan orang tua. Siswa mengalami kebanyakan tugas, beban administrasi guru tidak berkurang, dan orang tua yang harus mengurus anak di rumah.

“Beban tersebut akan bertambah lagi dengan adanya asesmen nasional. Kalau demi kebaikan siswa harusnya melihat ini masa pandemi, beban psikologis ada, dan ada potensi komersialisasi,” kata Iman, dalam diskusi Catatan Akhir Tahun Pendidikan 2020, Minggu (27/12/2020).

“Di masa pandemi Covid-19, siswa di zona merah dan kuning melakukan pembelajaran jarak jauh. Artinya, pembelajaran yang didapat tidak sempurna. Otomatis hasil asesmen nasional bisa dilihat batasannya tidak sempurna,” sambungnya.

Lanjut Iman, asesmen nasional perlu disosialisasikan terus menerus. Sebab, masih banyak guru dan sekolah yang panik dan belum memahami program pengganti Ujian Nasional tersebut. Apalagi, asesmen nasional juga akan dilaksanakan dalam bentuk digital.

“Bentuk soalnya minimal harus ada komputer, memiliki perangkat digital memadai. Dengan hal seperti itu kita masih memiliki masalah listrik dan sinyal. Bagaimana hal ini bisa terlaksana?” ujarnya.

Mendikbud Nadiem Anwar Makarim sebelumnya menerangkan perubahan Ujian Nasional menjadi Asesmen Nasional mulai tahun depan.

Asesmen nasional tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, namun mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil.

Asesmen Nasional 2021 adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang sekolah dasar dan menengah. Asesmen terdiri dari tiga bagian, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. (des)***

Sumber: Tempo.co