DIDIKPOS.COM – Pandemi Covid-19, tak menjadi halangan bagi lebih dari 1.200 mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya untuk terjun langsung mempraktikan ilmunya ke masyarakat. Melalui program KKN bernama Community Development (Comdev), mereka mendampingi sebanyak total 158 pengusaha mikro (mitra binaan) di wilayah Jawa Barat melalui aksi nyata.
Dalam siaran pers dari Universitas Prasetiya Mulya, Senin (8/3/2021), disebutkan, berbeda dengan KKN kebanyakan yang menempatkan kelompok mahasiswanya di suatu wilayah untuk membuat program kerja dalam lingkup desa atau kecamatan, program Comdev menempatkan satu kelompok mahasiswa untuk mendampingi satu mitra binaan. Karena perbandingannya 1:1, pihak kampus berharap pendampingan antara mahasiswa dengan mitra binaan akan jauh lebih intensif dan komprehensif.
“Program yang bertujuan untuk membantu pengusaha mikro dalam berbagai lini manajemen bisnis melalui mahasiswa ini biasanya dilaksanakan di desa selama satu bulan penuh. Tetapi karena adanya pandemi Covid-19, Universitas Prasetiya Mulya mengubah dengan metode daring, yaitu mahasiswa tetap dapat mendampingi mitra dengan tatap muka secara virtual,” katanya.
Disebutkannya, kelompok mahasiswa yang tergabung dari berbagai jurusan seperti bisnis, akuntansi, finance, branding, food business technology, dan sebagainya ini, mendampingi mitra usaha secara intensif dari rumahnya masing-masing.
“Berbagai media komunikasi virtual digunakan agar proses pendampingan tetap berjalan dengan optimal,” tuturnya.
Meski dilakukan secara daring, program Comdev ini diharapkan tetap dapat memberikan manfaat nyata bagi mitra binaannya. Hal tersebut diungkapkan oleh Nana Supriatna, pemilik usaha jahe merah instan dengan merk dagang Si Jagur.
“Mahasiswa membantu kami dalam hal manajemen, pemasaran, serta cara promosi di shopee dan tokopedia. Tak hanya itu, mahasiswa juga membantu menambah aset berupa hot air gun, mesin parut, dan mesin grinder,” ujarnya.
Hal serupa diungkapkan oleh Onih, mitra binaan asal Kuningan, Jawa Barat, yang memiliki produk dengan merk dagang MODACAKE.CO. Ia mengungkapkan,
“Banyak banget (yang dibantu mahasiswa). Mulai dari cara mendapatkan pasar yang lebih luas, pencatatan keuangan, dan cara menentukan harga jual. Juga penjualan via sosmed.”
Pendampingan via daring, tidak menjadi kendala bagi Onih untuk terus berdiskusi bersama mahasiswa perihal bisnis yang dijalankan.
“Komunikasi masih berlangsung, kemarin aja saya keder karena ada reseller yang minta harga jual gak sama dengan yang saya jual ke customer. Saya minta saran via group. Alhamdulillah responnya cepat. Langsung ditanggapi dan nemuin solusi,” tuturnya.
“Sebelum ikut (program Comdev), pencatatan usaha belum ada. Belum bisa nentuin harga jual. Promo masih biasa aja. Sekarang, semua pencatatan lebih rapih. Jadi kita tau pemasukan dan pengeluaran yang jelas. Punya katalog yang keren abis. Dibantu cara posting yang bagus biar lebih banyak peminat,” pungkasnya. (des)***