Buku, News  

14 Ribu Sekolah Penggerak Transformasikan Pembelajaran di Daerah

Winner Jihad Akbar
Share

Didikpos.com – Lebih dari 14 ribu sekolah penggerak telah mentransformasikan pembelajaran di berbagai daerah di Indonesia. Pembelajaran disebar dalam bentuk buku dan video.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur SMA Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Winner Jihad Akbar, mengatakan transformasi pembelajaran di Indonesia tampak menggeliat melalui Program Sekolah Penggerak (PSP).

Seperti yang dilakukan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) dengan meluncurkan 6 buku dan 5 video praktik terkait pelaksanaan PSP di Hotel Trembesi BSD, Kamis 24 Agustus 2023.

Dalam agenda yang merupakan program lintas direktorat yang melibatkan Direktorat SD, Direktorat SMP, Direktorat SMA, dan Direktorat PMPK ini, berlangsung bedah buku dan pemutaran video praktik baik yang menceritakan pelaksanaan PSP di tengah keterbatasan sekolah di beberapa daerah.

Buku-buku yang diluncurkan dalam agenda tersebut adalah “Cahaya dari Ufuk Timur”, “Melampaui Keterbatasan Akses”, “Senyum Mentari dari Pelosok Negeri”, “Mengalir Seperti Air”, “Menyulam Inspirasi dari Keragaman Negeri”, dan “Menjadi Pribadi Mandiri”.

Sementara itu, untuk video diluncurkan adalah “Praktik Baik Implementasi PSP jenjang PAUD pada TK Kosgoro Tanjung Angin, Donggala, Sulawesi Tengah”; “Praktik Baik Implementasi PSP jenjang SD pada SD 077311 Tuhoowo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara”; “Praktik Baik Implementasi PSP jenjang SMP pada SMP Negeri 4 Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur”; “Praktik Baik Implementasi PSP jenjang SMA pada SMA Negeri 2 Skanto, Kabupaten Keerom, Papua; serta “Praktik Baik Implementasi PSP Jenjang SLB pada SLB Negeri Kota Baru, Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan”.

Baca juga: Kemendikbudristek Berangkatkan 358 Penerima BIM ke Luar Negeri

Winner Jihad Akbar, mengungkapkan bahwa melalui buku dan video tersebut Kemendikbudristek berharap sekolah lain dapat meniru dan mengambil bagian terbaik dari sekolah pelaksana PSP.

“PSP merupakan kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-7 dan sekarang memasuki angkatan ke-3. Sudah ada 14.233 satuan pendidikan pelaksana Sekolah Penggerak dari tiga angkatan. Dari tiga tahun intervensi PSP, banyak perkembangan dan praktik-praktik baik yang sudah dilaksanakan,” terang Winner.

Winner menyampaikan apresiasi dan kekagumannya atas perjuangan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan ekosistem sekolah pelaksana PSP yang digambarkan melalui video dan narasi di dalam buku. Ia mengatakan, meski sudah berulang kali menonton video dan membaca buku tersebut, tetapi tidak merasa bosan karena berisi kisah-kisah inspiratif.

“Saya jadi terharu, banyak yang terus bergerak memajukan pendidikan di negeri ini meski dihadapkan pada banyak tantangan,” ujarnya.

Rasa haru itu muncul, terang Winner, setelah melihat kegigihan para kepala sekolah untuk mengupayakan yang terbaik bagi transformasi pendidikan di sekolah masing-masing di tengah berbagai keterbatasan.

“Padahal, banyak sekolah yang letaknya di daerah terpencil dan memiliki fasilitas fisik yang minim atau kurang memadai. Tak sedikit juga yang akses terhadap teknologi dan internet yang sangat terbatas. Ternyata banyak kepala sekolah yang tetap konsisten bergerak dan menginspirasi,” tambahnya

PSP yang dimulai pada tahun 2021 bagi sekolah terpilih di beberapa daerah di Indonesia, kini menjadi pancaran harapan dan inspirasi bagi banyak sekolah lain. Melalui dedikasi yang tak tergoyahkan dan pendekatan inovatif, para pelaksana PSP mampu menghadirkan perubahan positif berupa transformasi pembelajaran di daerahnya dan menerangi jalan bagi generasi mendatang.

“Program ini luar biasa. Fokus pada sekolah di daerah terpencil dan terpinggirkan,” timpal praktisi komunikasi Devie Rahmawati di hadapan ratusan undangan dan pemangku kepentingan yang hadir dari berbagai daerah. Pada kesempatan ini mereka menyaksikan wujud perjuangan guru yang inspiratif dalam menghadapi tantangan kompleks, dan tertuang ke dalam bentuk buku dan video.
(Acep Mulyana)