Didikpos.com — Mengenal lebih dekat sosok Rini Indriani.
Nama Rini Indriani akhir-akhir ini menjadi perbincangan di kalangan politisi maupun tokoh-tokoh masyarakat di Kabupaten Kulon Progo, DIY. Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), sosok perempuan ini kerap disebut-sebut salah satu kandidat kuat.
Siapa sebetulnya Rini Indriani? Rini Indriani lahir di Bandung, Jawa Barat, 25 September 1975. Ia anak dari pasangan Sardjiman asli Sentolo dengan Siti Nurhapsah yang berasal dari Purwokerto.
Meski lahir di tatar Sunda, Rini justru besar dan tinggal lama di Kulon Progo. Masa kecil hingga dewasa dia tinggal di Kapanewon (Kecamatan) Temon, Kulon Progo, mengikuti kedua orangtuanya. Karena sang ayah merupakan seorang tentara. Sebagai seorang tentara sudah lumrah apabila sering berpindah tugas atau tempat kerja.
Kepindahannya ke Kulon Progo dari Jawa Barat juga tidak terlepas dari tugas yang diemban oleh orangtuanya, Sardjiman, sebagai Danramil Temon kala itu.
Rini Indriani menyelesaikan jenjang pendidikan dari SD hingga SMA semuanya di Kulon Progo. Dia tercatat sebagai murid SD Negeri Kalisari (1981-1987). Setelah lulus SD, dia melanjutkan di SMP Negeri Temon (1987-1990). Memasuki bangku SMA dia bersekolah di SMA Negeri Sentolo (1990-1993).
Jarak antara Temon dengan Sentolo ibarat dari ujung barat ke ujung timur. Setiap pagi, sewaktu berangkat ke SMA Negeri Sentolo, dia naik bus dari Temon dan turun di Pertigaan Ngeplang. Dari Pertigaan Ngeplang ia masih harus jalan kaki sekira 500 meter untuk sampai di sekolahnya.
Rini pun mengisahkan kenangan sewaktu menjalani rutinitas pagi berangkat ke sekolah di Sentolo. Ada saja penumpang yang menyapa dan bertanya.
“Kok sekolahnya jauh amat dek. Saya pun hanya menjawab ‘iya’ sambil tersenyum,” kenangnya.
Jauh jarak yang harus ditempuh dari rumah ke sekolah tak lantas membuatnya cengeng menyerah dengan keadaan. Ia jalani rutinitas tersebut hingga berhasil lulus dari SMAN Sentolo.
Selepasnya, Rini lantas melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta (1994-2000). Berbekal ilmu, pengalaman, dan keberanian, Rini kemudian melebarkan sayap untuk merantau ke Jakarta. Di Ibu Kota, ia bekerja di bidang industri telekomunikasi.
Awal Tak Tertarik Politik
Kendati pengalaman, keahlian, wawasan, hingga jejaring telah bertambah, Rini sebetulnya tidak tertarik terjun ke dunia politik.
“Sebenarnya awalnya saya tidak tertarik pada dunia politik. Karena selama ini saya tidak pernah berkecimpung dalam dunia politik, dan kita tahu bahwa dunia politik adalah dunia yang sangat keras sekali,” akunya, Selasa (16/7/2024).
Selama ini aktif di dunia bisnis, Rini pernah suatu kali ditawari oleh salah satu partai politik untuk ikut mencalonkan sebagai anggota DPRD Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Namun ditolaknya.
“Kala itu saya tidak berminat sama sekali di dunia politik dan saya lebih fokus di dunia bisnis. Saya hanya berteman saja dengan orang-orang politik,” ujarnya.
Rupanya waktu membalikkan keadaan. Rini pun sekarang terpikat terjun ke dunia politik.
Ketertarikannya saat ini untuk ikut dalam kontestasi Pilkada Kulon Progo berawal dari niat membantu dan memberikan kontribusi untuk kemajuan Kabupaten Kulon Progo.
Menurutnya, begitu banyak potensi yang bisa digali dan dikembangkan di Kabupaten Kulon Progo sejak adanya Bandara Internasional YIA.
“Saat ini banyak sekali potensi yang bisa digali, dioptimalkan dan dikembangkan di wilayah Kulon Progo yang nantinya bisa menjadikan Kulon Progo sebagai kabupaten yang maju, besar dan kaya di Provinsi DIY,” jelasnya.
Ketika ditanyakan dengan siapa akan berpasangan untuk maju dalam Pilkada serentak mendatang, dia hanya menjawab masih menunggu perkembangan selanjutnya.
“Ini belum bisa jawab ya. Lihat situasi dan perkembangan dari kandidat calon bupatinya,” tuturnya sambil melempar senyum simpatik.
(her/cep)