Ketua Komisi X DPR: Karinding, Media yang Relevan untuk Pendidikan Karakter

Share

DIDIKPOS.COM – Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, mengatakan, karinding bisa menjadi tawaran yang relevan untuk pendidikan karakter generasi muda Indonesia. Ia menilai, karinding menjadi ruang yang bisa mensinergikan perilaku manusia dan relevan dalam mengarungi zaman di masa yang akan datang.

Karinding adalah alat musik tradisional Sunda dari Jawa Barat dan Banten. Cara memainkan alat musik ini dengan cara disentil oleh ujung telunjuk sambil ditempel di bibir. Alat musik yang biasanya terbuat dari bambu atau pelepah aren itu termasuk dalam jenis lamelafon atau idiofon.

Belakangan muncul gagasan agar musik tradisi Sunda Karinding diajukan ke Unesco menjadi warisan budaya dunia tak benda.

Huda menuturkan, ada beberapa sikap obyektif mengenai karinding ini. Pertama, di masa pandemi Covid-19 ini dunia kehilangan identitas kebudayaannya.

“Kita sedang mengalami transvaluasi nilai yang luar biasa. Saya merasa karinding ini sebagai kesempatan terbaik kita untuk pemaknaan ulang terhadap semua nilai kemanusiaan termasuk dalam bernegara. Karena begitu esensialnya keberadaan karinding, saya mendukung gagasan agar karinding menjadi warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO,” kata Huda, dalam diskusi budaya “Karinding Warisan Budaya Dunia”, di Bandung, Jawa Barat, Jumat (11/9/2020).

Lanjut legislator dapil Jawa Barat VII itu mengatakan, dalam situasi seperti saat ini, tradisi kebudayaan dan strategi kebudayaan benar-benar bisa dijalankan untuk memanusiakan manusia. Terlebih, saat ini hubungan antara pengetahuan dan hati nurani semakin rusak, yang bisa dibuktikan dengan penyimpangan-penyimpangan perilaku manusia.

“Anak-anak didik kita mungkin cerdas tapi kecerdasan batinnya hilang. Hari ini kebudayaan kita terpenggal-penggal, pengetahuan terpenggal dengan kebudayaannya dan kebudayaan terpenggal dengan perilaku kehidupan sehari-hari,” terang Huda.

“Jangan sampai pemerintah terjebak dalam kepentingan pasar, di mana anak-anak muda Indonesia malah disiapkan untuk menjadi buruh. Kalau tidak ada prakarsa seperti itu dan tidak ada dukungan dari negara, saya kira kita akan memasuki dunia kegelapan,” tegas politisi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) DPR ini. (des)***