Indonesia Darurat Pendidikan, Banyak Orang Tua tak Sanggup Sekolahkan Anak

Share

DIDIKPOS.COM – Indonesia masuk dalam kondisi darurat pendidikan. Darurat pendidikan ini terutama sangat terasa sekitar empat bulan terakhir.

“Darurat pendidikan terjadi akibat pandemi Covid-19, yang tengah dialami negeri ini dalam 10 bulan terakhir. Dua aspek yang dirasakan akibat darurat pendidikan tersebut adalah aspek kuantitas dan kualitas pendidikan,” kata Ketua Komisi X Syaiful Huda, saat menyerahkan bantuan pendidikan di Kabupaten Karawang, Minggu (22/11/2020).

Dikatakannya, para tenaga pendidik dan kependidikan, termasuk orang tua siswa, sama-sama mengalami kedaruratan dua aspek tersebut.

Lanjutnya, sekarang banyak anak yang tidak disekolahkan oleh orang tuanya baik ke Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD) maupun ke SD karena kondisi ekonomi, karena lupa, atau bahkan sengaja karena tidak adanya biaya.

“Persoalan ekonomi, menjadi masalah yang sangat terdampak oleh pandemi. Sehingga, mempengaruhi kemampuan para orang tua terkait kebutuhan pendidikan anak-anaknya,” tutur Huda.

Dikatakan Huda, darurat pendidikan ini harus menjadi tanggung jawab bersama, dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten-kota, seluruh stakeholders pendidikan, dan tidak terkecuali masyarakat itu sendiri.

“Masing-masing pihak harus siap ambil peran supaya darurat pendidikan ini tidak semakin mengalami penurunan. Jangan sampai, darurat pendidikan diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah atau sekolah,” imbaunya.

Huda mengajak semua pihak untuk membangun solidaritas dengan perannya masing-masing guna mengatasi darurat pendidikan ini.

Komisi X, sebut Huda, mendorong supaya 20 persen anggaran pendidikan sepenuhnya digunakan untuk pendidikan, tidak untuk kebutuhan yang lain.

“Jadi dari Rp 580 triliun yang diproyeksikan untuk fungsi pendidikan itu, hanya Rp 350 triliun yang tersalurkan atau sisanya sekitar Rp 200 triliun itu mungkin masih digunakan untuk kebutuhan yang lain,” katanya.

Sementara itu, untuk bantuan pendidikan, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menyerahkan bantuan untuk 30.150 siswa yang tersebar di 388 sekolah di Kabupaten Karawang. Rinciannya, 280 SD, 59 SMP, 13 SMA, dan 36 SMK.

Syaiful Huda juga menyerahkan bantuan untuk renovasi kelas PAUD, SMP, SMA, Program Center of Excellent/Pusat unggulan untuk SMK, alat kesenian untuk SMK, dan bantuan fasilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk SD di Kabupaten Karawang. (gib)***