Empati untuk Guru MAN 22 Jakarta yang Terpapar Covid-19, PGRI: Pelajaran Penting

Share

DIDIKPOS.COM – Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) menyampaikan empati mendalam terhadap para guru MAN 22 Jakarta yang dinyatakan positif Covid-19 seusai tur ke Yogyakarta beberapa hari lalu.

“PGRI merasa sedih, prihatin, dan menyampaikan empati mendalam terhadap apa yang terhadap apa yang dialami saudara-saudara kami para guru MAN 22 Jakarta sepulang dari Jogja beberapa hari lalu. Tentu semua pihak yang dinyatakan positif tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa kondisi seperti ini akan terjadi,” kata Ketua Umum PB PGRI, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd., dalam siaran pers yang diterima didikpos.com, Jumat (4/12/2020).

“Mari kita doakan para guru yang dinyatakan positif Covid-19 lekas sembuh. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melindungi dan memberikan keselamatan bagi para guru Indonesia,” sambungnya.

Prof. Unifah mengungkapkan, semua pihak perlu mengambil pelajaran penting dari peristiwa yang dialami para guru MAN 22 Jakarta yang dinyatakan positif Covid-19.

“Kita semua perlu mengedepankan kehati-hatian dan kewaspadaan dalam beraktivitas dan dalam melaksanakan tugas harus mengacu pada protokol kesehatan Covid-19. Kesadaran bersama bahwa prioritas kesehatan dan keselamatan diri serta keluarga dari ancaman virus Covid-19 menjadi hal yang sangat penting,” ujarnya.

SOP Jelas dan Terukur

Terkait rencana pembukaan sekolah pada tahun 2021, Prof. Unifah menuturkan, meski PGRI mendukung hal tersebut, hendaknya pemerintah/pemerintah daerah membuat SOP yang jelas dan terukur dalam pelaksanaannya. Kesiapan pembukaan sekolah perlu rencana cermat dan mendengarkan gugus tugas penanganan Covid-19 di daerahnya masing-masing dan masukan para ahli yang relevan.

Lanjutnya, PGRI banyak mendapat laporan, meski para siswa belajar di rumah, namun banyak guru yang harus wajib mengisi absensi, dan menjalankan tugasnya dari sekolah (work from office). Banyak pula para guru yang harus mengikuti pelatihan kedinasan di luar rumah. Tidak sedikit para guru yang terkena positif Covid-19, sakit, dan meninggal dunia.

“Karena itu di masa mendatang, hendaknya pemerintah/pemerintah daerah memiliki SOP yang jelas dan terukur serta memprioritaskan keselamatan dan kesehatan bagi para guru, siswa, dan tenaga kependidikan,” pungkasnya.

Diketahui, sebanyak 33 guru dan petugas tata usaha (TU) MAN 22 Palmerah, Jakarta Barat terkonfirmasi positif Covid-19.

Mereka terpapar Covid-19 setelah pulang wisata dari Yogyakarta selama beberapa hari.

Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kantor Wilayah DKI Jakarta, Nur Pawaiddudin menyatakan, awalnya 47 orang guru dan karyawan TU MAN 22 bertandang ke Yogyakarta pada 20-23 November 2020.

Mereka berwisata dalam rangka perpisahan dengan Kepala MAN yang purnabakti.

“Itu perjalanannya tanggal 20-23 November. Perjalanan karena melepas kepala sekolah,” ujar Nur, dikutip Tribunnews.com, Kamis (3/12/2020).

Rombongan tersebut berangkat menggunakan dua kendaraan, yakni satu buah bus besar dan satu buah mobil kecil. Mereka sempat menyambangi beberapa objek wisata di Yogyakarta.

Kemudian, pada tanggal 27 November, didapati laporan ada satu orang guru yang ikut berwisata mendapatkan hasil reaktif ketika melakukan tes antigen Covid-19.

Pada hari yang sama, dua guru lain yang menunjukkan gejala lalu melaksanakan tes swab dan dinyatakan positif terpapar Covid-19.

Setelahnya, langsung dilaksanakan tes swab kepada seluruh anggota rombongan. (des)***