60 Ribu Guru Ikuti Pelatihan PembaTIK, Ini Empat Level Kompetensi TIK yang Harus Dikuasai Guru

Share

DIDIKPOS.COM – Pelaksana tugas Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Pendidikan (Pusdatin) Kemendikbud, Hasan Chabibie, mengatakan, ada empat kompetensi TIK yang harus dikuasai guru. Standar yang mengacu kepada kompetensi dari Unesco itu yakni level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi.

“Untuk meningkatkan kompetensi TIK ini, Kemendikbud menyelenggarakan program PembaTIK (Pelatihan Pembelajaran Berbasis TIK}. Aktivitas PembaTIK pada 2020 ini mengacu pada empat standar kompetensi UNESCO,” kata Hasan, di sela kuliah umum “Berbagi Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK Mewujudkan Merdeka Belajar” yang disampaikan Mendikbud, Nadiem Makarim, di Jakarta, Senin (14/9/2020).

Ia memaparkan, untuk level literasi, para guru diperkenalkan dengan TIK dasar baik dari sisi definisi, konsep, perangkat, dan cara memanfaatkan internet secara sehat serta aman.

Lalu, untuk level implementasi, para guru bisa mempraktikan pendayagunaan TIK di lapangan dan disesuaikan dengan fitur Rumah Belajar dari Kemendikbud.

“Pada level implementasi, proses berlangsung secara maya karena masa pandemi COVId-19 ini,” tambah Hasan.

Adapun untuk level kreasi, berbentuk media pembelajaran, video, dan lainnya.

“PembaTIK pada level ke empat, yaitu level berbagi, merupakan guru yang tersaring dari sekian ribu peserta dan mampu secara komunikatif membagikan semua kemampuan yang mereka miliki. Entah dalam membuat video, artikel, atau melakukan komunikasi efektif lainnya,” jelas Hasan,

Sementara Mendikbud, Nadiem Makarim, saat menyampaikan kuliah umum mengatakan, guru yang mengikuti program PembaTIK merupakan bibit guru penggerak.

“Saya ingin menyampaikan betapa bangganya saya, ketika mengetahui program pelatihan guru PembaTIK pada tahun ini diikuti lebih dari 60 ribu guru atau naik hingga seribu persen, peningkatan dari pertama kegiatan ini diselenggarakan dua tahun lalu,” ujar Nadiem.

Nadiem menjelaskan angka itu merupakan pencapaian yang luar biasa, dan juga menjadi penanda banyak guru yang ingin meningkatkan kemampuannya dalam mengimplementasikan teknologi ke dalam proses belajar.

“Kita semua mengalami masa pandemi Covid-19 ini. Situasi ini memaksa supaya kita lebih keras dan lebih cerdas sehingga pembelajaran dapat berlangsung,” tambah dia.

Nadiem berharap semangat gotong royong yang semakin mantap pada masa pandemi dapat diteruskan, agar para guru lebih siap beradaptasi dan siap melakukan tindakan serta tidak lagi menunggu perubahan itu terjadi.
Kemendikbud, kata Nadiem, akan terus mendukung inisiatif berinovasi para guru.

“Semoga tujuan kita untuk menciptakan kemerdekaan dalam belajar dan mengajar melalui inisiatif inovasi bapak dan ibu sekalian dapat segera tercapai,” pungkasnya. (des)***