Warek II UIN Bandung: Saatnya Tendik dan Dosen Beri Pelayanan Prima

Share

DIDIKPOS.COM – Wakil Rektor (Warek) II UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H. Tedi Priatna, M.Pd. mendorong agar semua tenaga kependidikan dan dosen dengan tugas tambahan dapat meningkatkan keterampilan dalam pelayanan prima di lingkungan UIN Bandung, khususnya Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK).

Seratus orang diikutsertakan dalam Workshop Pelatihan Peningkatan Kompetensi Tenaga Kependidikan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK). Kegiatan diselenggarakan di Aula FDK, Rabu & Jumat (16 & 18/9/2020).

Prof. Tedi sangat mengapresiasi kebersamaan yang terbangun di FDK. Menurutnya, tidak mungkin FDK bisa maju tanpa ada kebersamaan.

“Saya menunggu momen seperti ini, untuk bisa bersua dengan Bapak dan Ibu, saya mengapresiasi Pak Dekan, Pak Wakil Dekan, khusus untuk fakultas Dakwah dan Komunikasi, karena dari satu sisi telah melampaui Tarbiyah, sampai saya debat dengan Pak Wadek I, kenapa bisa HKI Fakultas Dakwah dan Komunikasi melampaui Fakultas Tarbiyah,” ujar Warek II.

Terkait pelayanan prima, Guru Besar Pendidikan ini menekankan pada persoalan paradigma.

“Problem utama dalam pelayanan prima adalah paradigma pelayanan . Dekan, wadek, kajur, bukan hanya jabatan tapi melekat dalam diri pejabat adalah paradigma pelayanan dalam bekerja,” tuturnya.

“Pada masa pandemic, ada hal yang cukup krusial, saat mahasiswa melakukan demontrasi sampai jadi trending topic #SunanGunungDjatiMenggugat. Memang hari ini kita tidak melayani pelayanan fisik, tapi bagian administrasi tetap melayani membuatkan surat melalui WhatsApp, dosen juga tetap membimbing secara daring, jadi pelayanan kan tetap ada,” tegasnya.

Prof. Tedi berpesan bahwa jabatan itu amanah termasuk satpam dan cleaning service. Menurutnya, paradigma pelayanan sangat sederhana, yaitu sejauh mana jabatan tersebut bermanfaat untuk orang lain. Misalnya satuan pengaman, sejauhmana kehadiran satpam bermanfaat untuk orang lain. Semua fungsinya harus bermanfaat.

Menurutnya pimpinan yang baik itu tidak hanya bisa menyuruh tapi juga memotivasi untuk membangun FDK dengan kebersamaan. Apalagi secara personal, sumber daya manusia (SDM) FDK memiliki kelas; ada Qori internasional, Dai Nasional, bahkan untuk kegiatan tingkat fakultas MC-nya MC nasional.

Dekan FDK, Dr. H. Ahmad Sarbini, M.Ag. menyampaikan, SDM pada semua unit terlibat; mulai dosen tetap dengan tugas tambahan, tendik, satuan pengaman, sampai cleaning service.

“Semua tendik dan dosen tetap dengan tugas tambahan terlibat, termasuk security dan cleaning service, dari 100 orang peserta, 3 orang tidak bisa hadir karena sakit,” pungkas Dekan FDK. (des)***